IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI; TERINSPIRASI DARI PARA TOKOH BANGSA
Ida Fatus Salamah
Universitas Negeri Semarang
idafs7608@students.ac.id
ABSTRAK
Artikel ini membahas pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang diambil dari inspirasi, pemikiran, dan perjuangan para tokoh bangsa. Di era masyarakat moderen saat ini, sudah banyak terjadi perbuatan masyarakat yang melanggar nilai dan norma yang ada di dalam pancasila, maka dari itu perlu diingatkan kembali kepada masyarakat pentingnya mengamalkan dan menerapkan nilai-nilai di dalam pancasila melalui contoh nyata, inspirasi dan pesan-pesan dari para tokoh bangsa seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Kartini, Bung Tomo dan tokoh-tokoh lainya. Artikel ini dipaparkan melalui systematic literature review yaitu dengan cara mencari terlebih dahulu literatur-literatur terdahulu juga kutipan dari para tokoh bangsa yang membahas mengenai hal ini di lingkup nasional maupun hanya pada lingkup masyarakat. Artikel ini menjelaskan serta menekankan pentingnya menerapkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat sehari-hari guna mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
Kata kunci: Nilai-nilai Pancasila, tokoh bangsa, kehidupan sehari-hari, Systematic Literature Review.
ABSTRACT
This article discusses the importance of applying Pancasila values in everyday life, taken from the inspiration, thoughts and struggles of national figures. In the current era of modern society, there have been many people's actions that violate the values and norms contained in Pancasila, therefore it is necessary to remind the public of the importance of practicing and implementing the values in Pancasila through real examples, inspiration and messages. from national figures such as Ir. Soekarno, Bung Hatta, Kartini, Bung Tomo and other figures. This article is presented through a systematic literature review, namely by first searching for previous literature as well as quotes from national figures who discuss this matter at the national level or just at the community level. This article explains and emphasizes the importance of implementing the values of divinity, humanity, unity, democracy and social justice in people's daily lives in order to realize the ideals of a just, prosperous and prosperous Indonesian nation.
Keywords: Pancasila values, national figures, daily life, Systematic Literature Review.
PENDAHULUAN
Pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia, merupakan pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, merupakan fondasi yang kuat untuk membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Nilai-nilai luhur pancasila sudah diamalkan, diterapkan, dan di contohkan oleh para tokoh bangsa seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Kartini, Bung Tomo, dan tokoh bangsa lainnya, dalam pergerakan perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa indonesia dengan nilai-nilai Pancasila dengan penuh dedikasi dan pengorbanan. Mereka telah menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak hanya sebagai teori, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Seperti dengan yang Soekarno katakan “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Tuhan mu.” (Soekarno: Penyambung Lidah Rakyat), Dari kutipan tersebut mengingatkan kita akan pentingnya iman dan takwa kepada tuhan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini merujuk pada nilai yang terkadung di dalam pancasila yakni nilai ketuhanan pada sila pertama. Dari salah satu kutipan tersebut sudah menjelaskan bahwa menerapkan nilai pancasila dalam kehidupan sangat penting untuk membangun karakter individu dan menciptakan masyarakat yang agamis, harmonis, adil, dan sejahtera. Dengan menginternalisasi dan mengamalkan nilai-nilai tersebut, setiap warga negara dapat berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Artikel ini akan membahas lebih mengenai penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta pentingnya nilai-nilai tersebut dalam membentuk identitas dan karakter bangsa Indonesia.
Dengan demikian, artikel ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terinspirasi dari pemikiran dan perjuangan para tokoh bangsa. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, diharapkan kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis, berkeadilan, dan berkelanjutan.
METODE
Di dalam penulisan artikel ini metode yang digunakan yaitu dengan cara systematic literature review. Dalam melakukan penulisan penelitian maka akan diawali dengan mencari artikel atau sumber-sumber ilmiah yang berhubungan dengan tema atau topik yang berkaitan, untuk digunakan sebagai data. Artikel ilmiah memiliki kriteria, baik yang bersumber dari jurnal nasional ataupun buku dan sumber lainnya yang terakreditas dan relevan, yang bermutahkir dalam jangka 10 tahun terakhir atau dari tahun 2013-2024. Dalam penulisan artikel mengenai implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang terinspirasi dari para tokoh bangsa, menggunakan metode literature review, langkah awalnya yaitu dengan melakukan pengkajian dan menganalisis literatur terkait topik yang akan diteliti yaitu tentang sejarah yang diambil dari kutipan para tokoh bangsa menegani penerapan nilai pancasila dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan dan kehidupan sehari-hari. Untuk mengumpulkan data berasal dari artikel nasional yang terakreditas dan buku ataupun sumber lainnya yang relevan lalu dilakukan penganalisisan, untuk melakukan pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca, mencatat lalu mengolah data dari hasil literature review artikel yang berkaitan agar topik yang diteliti dapat dipahami.
PEMBAHASAN
Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, tidak hanya berfungsi sebagai pedoman konstitusional tetapi juga sebagai acuan moral dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya telah diwariskan oleh para pendiri bangsa dan terus relevan hingga saat ini. Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia berperan penting dalam menciptakan keharmonisan, keadilan sosial, serta kehidupan yang demokratis dan beradab. Mari kita simak lebih dalam makna dan penerapan kelima silanya, serta inspirasi dari para tokoh bangsa yang telah memberikan kontribusi besar bagi negara kita. Dan dalam pembahasan ini, kita akan mengulas bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik pada tingkat individu, keluarga, maupun masyarakat.berikut merupakan pemaparan serta penjelasannya.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama Pancasila memiliki makna yakni menyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dan menghormati keyakinan agama lain, mengajarkan pentingnya menghormati keberagaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Seperti yang Ir. Soekarno katakan : "Jangan sekali-kali meninggalkan Tuhanmu." Kutipan ini mengingatkan kita akan pentingnya iman dan takwa dalam kehidupan. Lalu "Agama adalah sumber moralitas, yang menuntun manusia untuk berbuat baik kepada sesama dan lingkungan. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga rasa saling menghormati antar umat beragama," ujar Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan.
Penerapan nilai ini terlihat dalam sikap toleransi antarumat beragama, saling menghargai kebebasan beribadah, serta tidak mendiskriminasi orang berdasarkan agama atau kepercayaan yang mereka anut. Misalnya, menghormati hari besar keagamaan umat lain, atau memberikan ruang bagi individu untuk menjalankan ibadah tanpa adanya gangguan.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki makna menghargai harkat dan martabat manusia, serta bersikap adil dan beradab dalam segala hal. Sila kedua mengajarkan kita untuk berlaku adil dan beradab terhadap sesama manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan nilai kemanusiaan ini bisa terlihat dari sikap saling tolong-menolong, memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, serta memberikan perlakuan yang sama tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, atau suku. Seperti dengan apa yang Ir. Soekarno katakan "Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah landasan bagi terciptanya masyarakat yang harmonis." - Soekarno. Begitu pula dengan yang Gus Dur katakan, "Indonesia harus terus memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, tanpa terkecuali. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah fondasi penting dalam membangun bangsa yang sejahtera," kata Gus Dur, Presiden ke-4 Republik Indonesia.
Penerapan di tingkat individu, contohnya dapat dilihat pada tindakan membantu sesama yang membutuhkan, menjaga sikap sopan santun dalam berinteraksi, serta memperlakukan orang lain dengan penuh rasa empati. Bahkan dalam situasi sulit, nilai kemanusiaan ini mendorong kita untuk berbagi dan tidak mengabaikan penderitaan orang lain, Menghormati hak asasi manusia dan tidak melakukan diskriminasi, Mengembangkan sikap empati dan kepedulian terhadap sesama.
Persatuan Indonesia
Pada sila ke tiga memiliki makna yakni Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di atas segala-galanya. Sila ketiga mengajarkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan individu atau golongan. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat diterjemahkan dengan cara menjaga kerukunan antar sesama, tidak terlibat dalam perpecahan, dan saling mendukung untuk kemajuan bangsa. "Satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa Indonesia. Persatuan adalah kunci bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia yang beraneka ragam," kata Ir. Soekarno, Proklamator Republik Indonesia. Dan "Persatuan adalah kekuatan. Tanpa persatuan, kita tidak akan bisa mencapai cita-cita bersama." - Jenderal Soedirman.
Penerapan nilai ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari melalui semangat gotong royong, menjaga kerukunan antar kelompok, serta mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Misalnya, dalam sebuah musyawarah untuk menentukan kebijakan atau keputusan bersama, setiap pihak berkomitmen untuk mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat banyak.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ke empat bermakna, Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Sila keempat mengajarkan pentingnya prinsip demokrasi yang mengedepankan musyawarah untuk mufakat. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai ini dapat diterapkan dengan cara melibatkan semua pihak dalam pengambilan keputusan secara adil dan transparan serta mendengarkan pendapat orang lain dengan bijak. "Demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan pada musyawarah untuk mufakat. Dalam demokrasi, setiap suara sangat berharga, dan keputusan yang diambil harus mengutamakan kesejahteraan rakyat," kata Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 Republik Indonesia. Dan "Musyawarah adalah jalan terbaik untuk mencapai kesepakatan yang adil." - M. Natsir.
Penerapan sila ini bisa terlihat dalam berbagai forum diskusi, baik di tingkat keluarga, masyarakat, maupun pemerintahan, di mana keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan bukan pemaksaan. Sikap saling mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain menjadi landasan dalam pengambilan keputusan yang bijaksana.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pada sila ke lima memiliki makna yakni Menciptakan kehidupan yang adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila kelima mengajarkan tentang pentingnya keadilan sosial, yang berarti setiap individu berhak mendapatkan perlakuan yang adil dalam segala aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan nilai keadilan sosial ini dapat diwujudkan dengan cara membangun kehidupan yang setara dan berkeadilan, serta mengurangi kesenjangan sosial. "Keadilan sosial adalah hak setiap warga negara, dan kita semua bertanggung jawab untuk mewujudkannya." - Soeharto. Lalu "Pembangunan ekonomi Indonesia harus didasarkan pada prinsip keadilan sosial. Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam mencapai kesejahteraan," kata Presiden Joko Widodo dalam berbagai pidatonya.
Di tingkat masyarakat, penerapan sila ini dapat dilakukan dengan cara mendukung kebijakan yang pro-rakyat kecil, membantu mereka yang kurang beruntung, dan menjaga agar tidak ada satu pun kelompok yang tertinggal dalam pembangunan. Ini juga bisa berarti menanggulangi masalah kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial, serta memberikan akses yang setara terhadap pendidikan dan kesehatan.
KESIMPULAN
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga setiap individu yang hidup di tanah air Indonesia. Dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam setiap tindakan, bangsa Indonesia akan mampu menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan beradab. Setiap sila Pancasila memberikan arah dan pedoman bagi perilaku manusia Indonesia dalam mencapai cita-cita bersama, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.
Dalam kata-kata Presiden Soekarno, "Pancasila adalah dasar dari segala dasar yang harus menghidupi kita, menjadi pedoman hidup dalam segala bidang." Oleh karena itu, mari kita semua berkomitmen untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap langkah kehidupan, baik di tingkat individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
D. Ardhani, I. Utaminingsih, I. Ardana, and R. A. Fitriono, "Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari," Gema Keadilan, vol. 9, no. 2, pp. 81-92, Oct. 2022. https://doi.org/10.14710/gk.2022.16167.
Antari , L. P. S. ., & Liska , L. D. . (2020). Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Penguatan Karakter Bangsa. Widyadari, 21(2), 676-687. Retrieved from https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/widyadari/article/view/916
Nurafifah, W., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara. De Cive : Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(4), 98–104. https://doi.org/10.56393/decive.v1i4.227
Soedarsono. (2019). “Ideologi Negara dan Pandangan Hidup Bangsa”. Pustaka Pelajar.
Joko Widodo. “Pancasila dan Toleransi Antar-Umat Beragama”. Pidato Presiden Joko Widodo di Forum Internasional. https://setkab.go.id
Adams, Cindy. (2017). “Soekarno: Pahlawan Proklamator dan Pemikir Pancasila”. Pustaka Sinar Harapan.
Wahid, Abdurrahman. (2019). “Gus Dur: Demokrasi dan Kemanusiaan”. Gramedia.
Soekarno. (1965). "Pancasila sebagai Dasar Negara."
M. Natsir. (1950). "Musyawarah dan Demokrasi."
Soeharto. (1998). "Pembangunan dan Keadilan Sosial."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H