Mohon tunggu...
Ida Indiana
Ida Indiana Mohon Tunggu... -

Anak Samudra, hidup di tapal batas negara, manusia terlarang di dunia maya. Terakhir saya penjelajah belahan bumi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cara Licik Partai Golongan Karya-wan

29 Mei 2014   14:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:59 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14013238651656532072

Dulu, sebelum kau terpilih, kita pernah semeja kawan

Dukuk Makan bersama ditemani wanita-wanita menawan

Kita habiskan minuman bersoda sambil mencicipi perawan

Di atas ranjang kita buat kesepatan, besok kita pura-pura jadi lawan

Nanti kalau kau menang, kita bagi rata proyek di tengah jalan

Syukurku melangit

Sebab pemilu telah usai dengan sengit

Sekarang kau duduk di parlemen

Mana janjimu belikan aku apartemen?

Ah, dasar ! kamu tidak setia kawan

Orang seperti kau hanya memikirkan partaimu

Pantas harga dirimu sama seperti warna yang keluar dari Anusmu

Baiklah kalau kau memilih ingkar

Aku akan buka rahasia partaimu yang suka melingkar

Aku akan ceritakan semua kepada pak jaksa

Bahwa kau anak partai yang suka memaksa

Kau bilang kau saudaranya bupati

Agar kau bisa meraih simpati

Dasar pembohong ! Kusumpahi kau biar cepat mati

Akan kulaporkan kau ke polisi

Atas dosamu menyuapi rakyat dari hasil korupsi

Biar mulut bereka bisu tak bisa interupsi

Juga kelakuan partaimu yang sama dengan majusi

ya ! partai golongan karya-wan yang suka kolusi

Suka membuat kehidupan rakyat desa jadi banyak polusi

Kau Khotbahkan visi misi yang suci

Kelakuanmu sendiri bejat suka jilati paha para buci

Sekarang aku sadar

Kita akan masuk perang badar

Aku sekarang berani mengajakmu bertikai

Aku siap menunggumu di dekat motel pantai

Kita tuntaskan semua! sampai tepar

Bro ! biar partaimu besar! kau kira aku takut?

Sorry ya! aku bukan anak belut

Yang suka kabur dan main sikut

Biar aku mati, asal tidak ikut kamu, si konconya thagut

Aku tahu rahasiamu...

Demi kemenangan partai

Kau tampal mulut malaikat bumi pakai rupiah

Kulihat liur mereka meleleh dan segera lepas kopiah

Ah jangan bohong, aku temukan ini di paguyaman pantai

Jangan belagu dan sok santai

Katakan saja kebenaran biar kau tidak kubantai

Jujurlah kawan, kita dulu memang separtai

Kutahu warna celana dalammu dan kau juga demikian

Karena dulu kita sama-sama memang kesepian

Aku masih ingat, dulu kita setubuhi sesprimu di tepian

Lalu kita tertawa bersama melepas kesunyian

Sekarang aku tobat kawan

Aku akan berhenti berbohong

Aku memilih mati karena membuka kebenaran

Daripada hidup dalam kebohongan

Sadarlah kawan, sebelum kita mati di tiang kegetiran

Sungguh jabatan yang kau incar, hanyalah ketenaran

Gorontalo, 25 mei 2014

Mas Idrus

Sumber Gambar : inilah.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun