“ Memang sudah nasibnya, nasib buruk.”
Ketika ditanya, sambal tersenyum tua bilang dengan tegas,
“ Kejadian ini pasti ada kebaikannya.”
Ketika ditanya semua orang, pak tua selalu menjawab begitu.
“ Kejadian ini pasti ada kebaikannya.”
Banyak orang berkomentar,
“ Nasib buruk gitu kok masih aja bilang baik.”
“ Mungkin pak tua itu ingin menghibur diri kali.”
“ Tapi ucapannya sering tepat lho.”
“ Ya, kita lihat aja nanti. Sudah jelas terpuruk gitu kok dibilang baik.”
Beberapa hari kemudian, perang terjadi di negeri itu. Panglima pun menyuruh para pemuda untuk ikut berperang. Para utusan Negara dating mengunjungi seluruh pelosok negeri untuk dipaksa para pemuda ikut berperang. Kalau tidak mau, maka pemuda itu dibunuh. Tangis pun seolah menemani negeri itu. Para orang tua menangis melepas anaknya pergi perang. Sementara para istri menangis meronta tidak siap mereka menjadi janda.