Mohon tunggu...
Ichsan
Ichsan Mohon Tunggu... Guru - Belajar menulis

menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kucing di Stasiun Kereta

5 Januari 2019   11:51 Diperbarui: 5 Januari 2019   12:06 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku malah senang," tukas si lelaki tua. "Anakku bakal datang berkunjung. Berdua dengan cucuku. Sudah setahun aku tak bertemu mereka. Hampir setahun."

"Begitukah?"

"Perempuan, umur 8."

Sutinah terbatuk.

Lelaki tua itu tersenyum, melanjutkan. Tak peduli dengan batuk teman duduknya. "Aku bawa hadiah buat cucuku." Membuka bagian atas keresek. "Kelihatan?"

Keresek putih. Bertulisan merek nama mal besar. Bekas orang kaya.

Sutinah melongokkan kepalanya, menemukan seekor anak kucing di dalam keresek, kecil terbaring bergelung dibungkus handuk kecil, dengan bulu coreng-moreng coklat kelabu. Kucing itu membuka matanya, menyipit, memandangi keduanya. Mulutnya bergerak-gerak seakan ingin mengeong, tapi tak keluar suara. Lelaki tua merapikan lagi keresek, membiarkan sedikit celah. "Cucuku sudah lama minta hadiah ini. Oh, ya, dia sudah mulai sekolah."

"Cucumu pasti bakal suka."

"Pasti."

Lelaki tua itu terdengar bersemangat. "Harusnya kamu juga punya cucu."

Sutinah membisu. Orang ini terlalu banyak omong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun