2. Nilai opsi tersebut menekankan tekad untuk melindungi BCB sebagai tabungan generasi mendatang. Asumsinya adalah kita harus meninggalkan BCB sebagai sumber daya budaya untuk masa depan, meskipun kita tidak mengetahui kebutuhannya saat ini, karena BCB memang juga merupakan warisan bagi generasi mendatang. Prinsip utama yang mendukung nilai opsi ini adalah menjaga kestabilan BCB agar tidak mengalami perubahan apapun.
3. Nilai eksistensi erat kaitannya dengan perasaan puas atau bahagia apabila BCB dipastikan masih ada, meskipun tidak dirasakan manfaatnya. Mereka yang menganut nilai ini merasa puas apabila dapat yakin bahwa sumber daya tersebut akan ada atau terus ada (survive). Oleh karena itu, perlu ditekankan di sini bahwa nilai penting warisan budaya tidak boleh dirasakan secara langsung pada saat itu. , namun akan terasa di masa depan berkat investasi kita di masa sekarang. Mungkin saat ini kita belum mengetahui betul apa manfaatnya, namun dengan melakukan konservasi sekarang kita tidak akan kecewa nantinya.
   Sebaliknya, kita akan merasa bangga dan bersyukur atas apa yang telah kita capai. Bahkan tidak menutup kemungkinan kita akan mendapat apresiasi dari generasi mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Peningalan Purbakala, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementrian kebudayaan dan Pariwisata, Konsep Pelestarian Kawasan Trowulan, 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H