…
Aku sekarang tidak lagi berada dirumah wanita putih, walaupun sesekali waktu masih sering berkunjung kesana. Nar juga sudah pergi. Kata Do, semenjak aku tidak pernah masuk ke dalam bilik lagi Nar menjadi sangat kesepian. Aku ingat, Nar tidak pernah meninggalkan bilik. Apakah bilik itu begitu berharga baginya? Aku tidak mengerti.
Kini wanita paus itu tidak pernah lagi bicara dengan bahasa paus. Dia sering datang dan mengajakku bicara, walaupun kadang aku tidak menanggapinya karena sedang menggambar.
“Aku juga sebentar lagi pergi ..” Do suatu hari bicara begitu.
Pergi kemana?
“Kamu sudah tidak butuh penerjemah bahasa paus lagi …” Katanya lirih.
Aku tidak menanggapinya, dia pasti cuma bercanda. Do memang sering bertingkah. Aku memang melupakan dan kehilangan beberapa hal. Tapi tidak apa, toh sekarang aku bisa membuat mereka kapan saja aku mau.
“Bee … Nar !” kataku dengan bangga, menunjukkan hasil gambarku kepada wanita putih, wanita paus dan laki-laki itu.
Mereka bertepuk tangan, memujiku, aku sangat senang. Mereka juga memberiku hadiah.
Lihat kan Do, aku tidak pernah kehilangan Nar dan Bee.
…