Jadi, salah siapa?
Kembali pada kalimat yang kita ucapkan di awal tulisan ini. Mungkin saat bertanya seperti itu, tidak pernah terbesit bahwa diri kita merupakan salah satu orang yang “bersalah” dalam masalah ini. Kita cenderung melihat keluar, dan ke atas (pemerintah). Padahal, sebenarnya kita juga punya tanggung jawab akan hal itu.
Yang ingin saya tekankan di sini sebenarnya adalah bukan siapa yang salah, namun, sadarkah diri kita bahwa kita juga memiliki peran?
Referensi:
- UU No. 24 Tahun 2011
- Buku pegangan sosialisasi JKN
- http://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/unduh/index/572
- http://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2015/336/Optimalisasikan-Promotif-Preventif-Oase-Kabinet-Kerja-Dorong-Masyarakat-Lakukan-Deteksi-Dini-Kanker-Serviks
- http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2017/438/Kejar-Target-Cakupan-Semesta-BPJS-Kesehatan-Gandeng-Kemenristekdikti
- http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/09/14/183513726/aturan.baru.bpjs.kesehatan.telat.bayar.iuran.sebulan.kepesertaan.langsung.non-aktif
- http://nasional.kompas.com/read/2016/10/05/19271241/defisit.anggaran.bpjs.kesehatan.diusulkan.dapat.suntikan.dana.pemda
- http://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/06/09202641/pemprov.dki.anggarkan.rp.800.miliar.untuk.premi.bpjs.kesehatan
Saya akan dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca mengenai tulisan saya ini. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H