Faktor Sosial dan Ekonomi: Kemiskinan, pendidikan yang rendah, dan pola pikir yang kurang tepat mengenai gizi dan kesehatan turut memperburuk masalah stunting. Orangtua yang tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif atau makanan bergizi, misalnya, cenderung tidak memberikan perawatan yang optimal bagi anak mereka.
Untuk menanggulangi stunting, salah satu pendekatan yang paling efektif adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan dan akses terhadap gizi yang cukup. Langkah-langkah berikut dapat diambil untuk mencapainya:
Peningkatan Ketahanan Pangan di Tingkat Masyarakat
Ketahanan pangan merupakan kondisi di mana seluruh masyarakat memiliki akses terhadap pangan yang cukup, bergizi, aman, dan terjangkau. Berikut adalah langkah-langkah penting untuk meningkatkan ketahanan pangan:
Â
Pengembangan Produksi Pangan Lokal yang Beragam. Di Indonesia, banyak daerah yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan pangan lokal yang bergizi. Misalnya, ubi jalar, tempe, ikan, dan sayuran hijau adalah sumber pangan yang sangat bergizi dan mudah ditemukan di banyak daerah.Â
Pemerintah dapat mendorong petani untuk menanam tanaman yang bernutrisi dan meningkatkan hasil pertanian melalui teknologi pertanian yang ramah lingkungan, seperti pertanian organik dan pertanian berbasis hidroponik.
Â
Diversifikasi Pangan di Keluarga. Pola makan di banyak keluarga Indonesia masih terpusat pada nasi sebagai makanan pokok. Untuk itu, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diversifikasi pangan yang melibatkan konsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, protein nabati, serta ikan dan daging yang mengandung asam lemak omega-3 dan mikronutrien penting lainnya.Â
Penyuluhan gizi di tingkat desa atau kelurahan menjadi kunci untuk mengubah kebiasaan makan masyarakat.
Â