Mohon tunggu...
Ibu Seno
Ibu Seno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Selama orang masih suka berkarya, dia masih suka hidup dan selama orang tidak suka berkarya sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut." (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menonton Opera, Mari Bung Lebih Indonesia Lagi!

15 November 2013   18:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:07 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Image
Image
Image
Image
Overall menurut saya Operanya cukup menariklah, akting Kang Asep Kambali sebagai guru sejarah terbang juga keren, bodorrrr… pas banget kalau masuk ke group situ deh.

Kang Asep Kambali membuka pelajaran sejarah dengan menerangkan arti Pahlawan, menceritakan beberapa pahlawan daerah yang ada di uang rupiah kita dengan anekdot-anekdot yang berbeda di tiap daerah, ditutup dengan kalimat yang bikin merinding. Jika ingin menghancurkan suatu negara, hancurkanlah ingatan pemudanya dari sejarah.

Di panggung operai juga ada Pak Sukoco yang berseragam LVRI, (  *  saya engga tahu apa saat ini Pak Sukoco menjabat apa di LVRI * ), beliau bercerita masa perjuangan dulu, masa-masa saat beliau menjadi komandan kompi di Jogja . Suatu hari Pak Sukoco akan menyerang markas Belanda di dekat Gd Pos  yang di ujung Mallioboro itu, (*tau kan ya di mana gedung pos itu*), anak buahnya Pak Sukoco dikasih  senapan 14 buah, lupa saya jenis senapannya apa,  eeeh.. ternyata itu senapan tua macet semua.  Pak Sukoco nekad, tetap mau nyerang markas itu.  Lalu ada satu anggota pasukannya yang sebetulnya bantuan dari AL, yang gagah berani mau membantu menyerang markas itu bersama Pak Sukoco, sebelumnya Pak Sukoco belum tahu siapa nama pemuda Angkatan Laut tersebut, dan kelak kemudian hari barulah pak Sukoco tahu nama pemuda tersebut adalah YOS SUDARSO. Sayangnya acara belum selesai, saya sudah dijemput pulang, jam sudah menunjukkan pukul 21.30, masih ada bapak satu lagi  ( *maaf yaaa.. saya gak  tahu nama Bapak berikutnya  yang tampil pakai baju batik *). Terima kasih buat KHI yang sudah ngasih saya tiket

:-)
:-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun