Kang Asep Kambali membuka pelajaran sejarah dengan menerangkan arti Pahlawan, menceritakan beberapa pahlawan daerah yang ada di uang rupiah kita dengan anekdot-anekdot yang berbeda di tiap daerah, ditutup dengan kalimat yang bikin merinding. Jika ingin menghancurkan suatu negara, hancurkanlah ingatan pemudanya dari sejarah.
Di panggung operai juga ada Pak Sukoco yang berseragam LVRI, ( * saya engga tahu apa saat ini Pak Sukoco menjabat apa di LVRI * ), beliau bercerita masa perjuangan dulu, masa-masa saat beliau menjadi komandan kompi di Jogja . Suatu hari Pak Sukoco akan menyerang markas Belanda di dekat Gd Pos yang di ujung Mallioboro itu, (*tau kan ya di mana gedung pos itu*), anak buahnya Pak Sukoco dikasih senapan 14 buah, lupa saya jenis senapannya apa, eeeh.. ternyata itu senapan tua macet semua. Pak Sukoco nekad, tetap mau nyerang markas itu. Lalu ada satu anggota pasukannya yang sebetulnya bantuan dari AL, yang gagah berani mau membantu menyerang markas itu bersama Pak Sukoco, sebelumnya Pak Sukoco belum tahu siapa nama pemuda Angkatan Laut tersebut, dan kelak kemudian hari barulah pak Sukoco tahu nama pemuda tersebut adalah YOS SUDARSO. Sayangnya acara belum selesai, saya sudah dijemput pulang, jam sudah menunjukkan pukul 21.30, masih ada bapak satu lagi ( *maaf yaaa.. saya gak tahu nama Bapak berikutnya yang tampil pakai baju batik *). Terima kasih buat KHI yang sudah ngasih saya tiket
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H