Mohon tunggu...
J Ernawanti
J Ernawanti Mohon Tunggu... -

Guru bagi Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kokoh karena Didikan yang Benar

31 Juli 2018   08:00 Diperbarui: 31 Juli 2018   08:10 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.tintapendidikanindonesia.com

Rekan saya yang yang mengajar seni budaya mengadakan pameran untuk menampilkan hasil karya peserta didik. Hasil karya anak dipajang dalam suatu ruangan untuk dinikmati warga sekolah. 

Ada lukisan, patung, robot, hingga tempat tisu yang unik. Tidak hanya itu, di hari yang disebut Art Festival Day itu, para peserta didik menampilkan bakatnya dalam bernyanyi, bermain musik, dan menari. 

Momen ini selalu ditunggu warga sekolah karena sangat menyenangkan. Masih banyak lagi yang dapat dilakukan untuk membuat siswa semangat untuk belajar di sekolah.

Akan tetapi sekolah tidak selalu berjalan dengan sempurna, ada kalanya anak melakukan kesalahan dan ia harus bertanggung jawab dengan itu. Sebagai contoh, anak terlambat ke sekolah karena terlambat bangun. 

Ia harus menjalani beberapa prosedur di meja piket supaya bisa masuk ke kelas. Kalau pelanggaran ini berulang, sekolah akan berkomunikasi dengan keluarga untuk memecahkan akar permasalahannya. Contoh yang lain adalah ketika anak mengalami konflik dengan temannya. 

Jika koflik itu berkepanjangan dan mempengaruhi performa anak, maka sekolah akan memfasilitasi mereka untuk bertemu dan saling berbicara didampingi oleh guru BK. Ada banyak masalah -- masalah lain lagi yang sering ditemukan, akan tetapi sekolah dan keluarga harus menjadi mitra dalam membangun anak di sekolah.

Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat akan mempercayai sekolah apabila mereka mengerjakan peranannya sebagai komite sekolah sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 14 untuk meningkatkan mutu pendidikan. 

Bantuan sering datang dari orang tua siswa ketika sekolah membutuhkan narasumber untuk memotivasi anak. Sebagai contoh, dalam membawakan seminar tentang mencegah penyalahgunaan narkoba dan obat -- obat terlarang dan topik lain seperti Sex, Dating, and Relationship, sekolah meminta orang tua yang berprofesi sebagai dokter, polisi, psikolog untuk menjadi narasumber. 

Mereka dengan senang hati memyambut undangan sekolah. Orang tua yang memiliki unit usaha tertentu dapat menjadi mitra yang baik untuk tempat anak belajar menjadi wiraswasta dan bisa belajar tentang jalannya sebuah perusahaan.

Maka seperti rumah kokoh yang sudah dibangun dengan material dan ahli yang berkualitas, anak juga akan tumbuh menjadi manusia yang kokoh. Kokoh karena anak cerdas, dan memiliki karakter luhur. 

Ini tidak lepas dari peranan keluarga, sekolah dan masyarakat. Semoga anak Indonesia menjadi anak yang cerdas, kreatif dan inovatif serta berbudi luhur dan mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun