Mohon tunggu...
Rahayu Pawitri
Rahayu Pawitri Mohon Tunggu... -

seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis dan menerjemahkan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Cara Kami Mendukung Proses Belajarmu, Nak

31 Juli 2016   20:30 Diperbarui: 1 Agustus 2016   10:00 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi nak, apakah kau tahu bagaimana perasaan kami ketika bel pertanda masa orientasi sekolah berbunyi? Sebersit rasa cemas, apakah kau benar-benar mampu, apakah kau akan baik-baik saja, apakah ada temanmu yang nakal, - terus-terusan menghantui.

Bertukar kegalauan hati
Bertukar kegalauan hati
Apa yang kami rasakan ternyata juga menghantui beberapa orangtua yang lain. Kami sempat mengobrol dengan beberapa orangtua wali murid yang lain, mereka juga sedikit cemas apakah putra-putri mereka akan sanggup berada lama dalam kelas.

Namun kami harus tegas, waktu bagimu dan juga teman-temanmu untuk mulai bertanggung jawab atas masa depanmu telah dimulai. Meski sedikit gamang, pada akhirnya kami bersama-sama meninggalkan sekolah.

Tapi nak, menyekolahkanmu di sekolah hijau itu, ternyata tidak sama dengan sekolah yang lain. Hari itu sebelum kami semua meninggalkan sekolah, para Bapak dan Ibu guru yang tadi menyambut kita di depan gedung sekolah dasar kembali mengingatkan agar pukul 9 pagi kami dimnta berkumpul di aula. Ada pemebekalan sekolah disana, bagaimana kami harus mengawal kalian bersekolah disana. Wah, ternyata tidak hanya kau yang harus belajar nak, kami pun juga harus belajar.

Murid orientasi sekolah, orangtua pembekalan cara mendampingi anak sekolah
Murid orientasi sekolah, orangtua pembekalan cara mendampingi anak sekolah
Suasana pulang sekolah
Suasana pulang sekolah
Dan kini, hampir dua minggu engkau memasuki masa sekolah dasarmu, betapa menyenangkan ketika guru wali kelasmu memberitahukan bahwa kau selalu berbisik, “Miss, besok saya akan datang lagi dengan penuh semangat.” Ah, selamat berjuang anakku, kejar dan genggamlah cita-citamu.

Ayah dan ibumu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun