Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ribut Ribut PPDB, Solusinya Gimana

26 Juni 2019   06:59 Diperbarui: 26 Juni 2019   10:52 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penentu kualitas Anak adalah Orangtua dan Keluarga

Bisa jadi, pendapat tentang guru itu hanya berdasarkan opini pribadi. Bahwa jika sekolah unggulan secara magis pasti mendapat guru terbaik, walau tanpa sistem seleksi yang bisa dipertanggungjawabkan. 

Dan yang bikin opini itu jadi absurb, karena Teori Ilmu Pendidikan memastikan bahwa kualitas keluarga adalah PENENTU UTAMA kualitas siswa (Bourdieu dan Passeron, 1977)

Jadi pasti bisa dibuktikan bahwa yang membedakan kualitas sekolah unggulan dan tidak unggulan, bukan kualitas guru dan kualitas fasilitas sekolah negeri. Yang membedakan kualitas sekolah unggulan adalah lingkungan keluarga dan kualitas orangtua pada anaknya.

Oleh karena itu bisa masuk akal jika perbedaan sekolah favorit dan non-favorit adalah soal gengsi, bahwa ada "darah biru pendidikan" jika masuk sekolah impian. Apalagi jika dibumbui bahwa lulusan sekolah favorit bisa jadi pejabat negara dan seterusnya.

Nah kalau "soal gengsi" yang ternyata ada di balik semua teriakan para orangtua pada sistem zonasi proses pendaftaran peserta didik baru, ya beginilah jadinya, Orangtua malah jadi contoh buruk. Menyedihkan. 

Pilih Homeschooling Komunitas

Ijinkan saya berbagi kebahagiaan, karena memilih jalur pendidikan yang membahagiakan anak-anak saya.  Kami tidak memiih jalur sekolah formal, dan tidak berminat berebut sekolah favorit atau tidak favorit.  Kami memilih  jalur pendidikan / sekolah nonformal, yang dikenal dengan homechooling komunitas. 

Buat yang belum tahu, sekolah nonformal homeschooling komunitas ini  dijamin Republik Indonesia mendapat ijazah resmi dan jaminan melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Mau sekolah formal bisa, mau ke universitas bisa. Bahkan putri saya, homeschooling sejak SD, SMP, SMA dan lanjut ke jenjang sarjana.  Saat imi berusia 20 tahun, dan baru saja mendapat beasiswa dari Kementerian untuk Magister bidang Teknologi di Tsinghua Unibersity Beijing.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun