Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mukjizat Penyembuhan Penyakit? Saya Sudah Alami

17 Juli 2016   10:33 Diperbarui: 17 Juli 2016   10:46 10234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya jadi tergerak berbagi pengalaman urusan sakit Hipertiroid untuk semua Kompasianer. Khususnya mbak Indriya

Tahun 1992 saya sempat divonis sakit Tiroid oleh dokter langganan keluarga saya dan langsung  dirujuk ke Kedokteran Nuklir RS Gatot Subroto Jakarta. Kesimpulannya : harus minum obat Propiltiourasil (PTU) setiap hari sampai sembuh. Dan saya diresepkan dengan dosis 1 hari 2 butir  dan diperkirakan harus minum PTU itu selama 24 bulan. 

Berdasarkan penjelasan medis, Hipertiroid ini bisa disembuhkan sejalan dengan kondisi emosi dan fisik pasien. Sejauh ini, Pengobatan hipertiroid dilaksanakan dengan tujuan untuk membatasi produksi hormon tiroid yg berlebihan.

Pengobatan yang dimaksud antara lain :

1. Obat antitiroid.
Biasanya diberikan sekitar 18 - 24 bln. Contoh obatnya: propil tio urasil (PTU), karbimazol. 

2.Pemberian yodium radioaktif.
biasa untuk pasien berumur 35 /lebih atau pasien yang hipertiroidnya kambuh stlh operasi.

3.Operasi Tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkah hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua ), dan untuk yang alergi terhadap obat / yodium radioaktif. Sekitar 25% dr semua kasus terjadi penyembuhan spontan dlm waktu 1 thn.

dikutip dari sini.

Malas Minum Obat

Sumber Gambar: info.okeygan.com
Sumber Gambar: info.okeygan.com
Saya sepakat dengan mbak Indri, kalau saya tidak sudi minum obat kalau tidak terpaksa banget. Apalagi harus minum obat seumur hidup? hadeeeh nggak gw banget, gitu loh 

Singkat cerita, untuk "menghilangkan" si tiroid ini saya akan dioperasi dengan metode nuklir, operasi Tiroidektomi Subtotal dengan metode nuklir. Di tahun 1990an itu adalah  pengobatan paling canggih di Indonesia. 

Tentu saja saya sempat konsultasi sekitar 1 bulan ke dokter Kedokteran Nuklir di Rumah Sakit Tentara itu, sampai  akhirnya kami sepakat untuk menjalani operasi.  

FYI, biaya operasi dengan perangkat kedokteran nuklir tidak murah, untuk mengatakan, sangat mahal. Namun demi kesembuhan dan tidak usah direpotin aturan minum obat, maka saya sanggupi. Apalagi dokter mengatakan, setelah operasi leher saya yang mulus ini akan tetap mulus. hemmm.

Hari Selasa, rencana operasi. Hari Senin saya harus masuk rumah sakit untuk persiapan laboratorium, rontgen, pengecekan terakhir, dan lain-lain.

Walaupun bukan operasi yang berbahaya banget, karena konsepnya canggih,  bukan dipotong lehernya dengan pisau bedah (hiiii) tetapi dibedah dari dalam saluran mulut dan kerongkongan, tetapi cukup mengerikan juga.  Dan sebagai manusia biasa, saya membutuhkan pertolongan Yang Maha Kuasa yang saya kenali yakni, Tuhan Yesus yang saya percaya kuasanya, dari dulu sampai sekarang.

Rekonstruksi Peristiwa Mukjizat Penyembuhan (babak 1)

Hari Sabtunya,  kebetulan saya diajak teman untuk "Konsultasi" dengan Pendeta. Teman saya ini kebetulan sudah kebelet ingin menikah, tetapi karena satu dan dua hal, dia masih belum sreg dengan calon suami. Jadi dia rajin berkonsultasi dan didoakan oleh Hamba Tuhan yang memang punya karunia profetik.

Sementara saya, jujur saja, sampai sekarangpun merasa, Tuhan itu sahabat saya, jadi ngapain repot-repot cari orang untuk mendoakan saya. Namun hari itu saya yang mengingat akan operasi besar, merasa, ya nggak ada salahnya toh, makin banyak yang mendoakan, makin baik.

Setelah didoakan, saya santai saja, nggak merasa ada yang istimewa. 

Hari Minggu saya ibadah di gereja  dan Pendeta (yang lain) berkhotbah tentang Mukjizat Penyembuhan. Bahwa kami percaya, Tuhan adalah dokter segala dokter. Tuhan bisa membangkitkan orang mati, apalagi kalau cuma menyembuhkan sakit penyakit biasa.  Bahkan saat itu, ada beberapa kesaksian dari mereka yang dengan bukti medis telah divonis kanker stadium 4, sudah dinyatakan sembuh total, dan hidup.

Mendengar khotbah pendeta dan kesaksian orang yang kebetulan saya kenal juga, maka timbul iman dalam hati saya. "Kalau kanker aja sembuh, maka penyakit hipertiroid, pasti Tuhan mampu sembuhkan." 

Ayah saya yang adalah Majelis Gereja HKBP Jl Swasembada Tanjung Priok. Sebagai ayah yang sangat menyayangi saya, ayah yang saya panggil,  Papie tahu persis riwayat penyakit saya dan akan segera dioperasi esok hari.  Sambil berdoa, Papie menggenggam tangan saya, dan sempat mengatakan,  "Kuasa Tuhan itu terus ada, dari dulu sampai sekarang." 

Jujur aja waktu itu saya belum 100% menyerahkan hidup kepada Tuhan. Jadi saya pikir wait and see aja. Disembuhkan Puji Tuhan, tidak disembuhkan dengan mukjizat pun, minggu depan saya sembuh -- dengan kemampuan manusia, yakni  para dokter canggih dan teknik operasi yang paling canggih saat itu. Jadi saya simpan doa saya sendiri, tidak saya share ke orang-orang dekat saya .

Saya memang melihat, bengkak di leher saya mengecil, tetapi masih ada keraguan, masa iya sih bisa sembuh dengan doa saja. Dan jangan lupa, saya bandel untuk urusan obat, jadi obatnya tidak saya minum. Sementara kondisi tubuh saya terlihat biasa-biasa saja, tidak lemas, tidak keringatan, karena sejak divonis hipertiroid secara manusiawi, saya menjaga pola makan, pola istirahat, dan terutama pola pikir saya.

Penyebab Hipertiroid saya

Betul, hipertiroid itu berhubungan dengan tingkat stres yang sangat tinggi. Stres pekerjaan, stres macet, stres teman hidup, stres tidak cocok dengan orangtua. Karena stres maka otomatis kita terganggu pola makan. Hipertiroid itu makan banyak tetapi tidak bisa gemuk, malah makin kurus. Mengapa demikian?

Saya kutip saja penjelasan dari Poli Endokrin RSUP Dr Sardjito

HIPERTIROID adalah peningkatan hormon tiroid dalam darah. Gejala yang dirasakan antara lain rasa gemetar jari-jari tangan, tubuh lemas, jantung berdebar cepat, berkeringat banyak walaupun berada dalam suhu yang dingin, badan semakin kurus walaupun porsi makan banyak, serta pada keadaan lebih lanjut disertai diare. Di daerah leher, terkadang disertai pembesaran kelenjar gondok.

Beberapa penyebab hipertiroid antara lain adanya grave dalam autoimun, pengeluaran abnormal Thyroid Stimulating Hormon, peradangan kelenjar tiroid, asupan yodium yang berlebihan, kanker pituitari, dan pemakaian obat-obatan seperti amiodarone.

Dari penjelasan ilmiah dokter, yang saya ingat penyakit mampir di tubuh kita karena 90% pikiran dan 10% pola makan. Jadi logis kalau saya terkena hipertiroid karena stres.  Apalagi jika stres itu tidak bisa kita diskusikan dengan orang-orang terdekat, karena justru orang-orang terdekat itu yang membuat kita stres. hadeeeh ribet kan?

Rekonstruksi Peristiwa Mukjizat Penyembuhan (babak final)

Sesuai perjanjian untuk operasi di RS Gatot Subroto Jakarta, Senin pagi saya konsultasi dulu ke Dokter Nuklir.  Setelah itu, saya menjalani rontgen dan harus puasa untuk pemeriksaan laboratorium dan lain-lain. Saya sudah bawa persiapan baju dan diantar papie dan mamie saya juga.

Believe it or not, saat dicek terakhir di Dokter Nuklir terjadi mukjizat.  Ketika dokter mengecek dengan peralatan canggihnya ke leher saya, dokternya terlihat panik. Bolak-balik dia arahkan peralatannya ke leher saya, dan diam. Lalu dia periksa lagi dan sampai akhirnya dia tersenyum, dan mengatakan, kelenjar tiroid saya normal,  sehat, sempurna. Jadi tidak ada alasan untuk dioperasi.

  • Sempat sekitar satu menit saya dan kedua orangtua saya terdiam dan tidak bisa berkata-kata. 
  • Dokter tanya-tanya minum obat apa, yang membuat saya juga bingung.
  • Akhir cerita, saya batal dioperasi, karena Tuhan lebih dulu meng-operasi saya dengan mukijzatnya, tanpa saya sadari juga.

Sumber Gambar: aderesilukow.blogspot.com
Sumber Gambar: aderesilukow.blogspot.com
Jadi untuk semua teman yang mungkin sedang berputus asa, penyakit tidak sembuh-sembuh, semoga pengalaman nyata, dan saya masih hidup sehat sampai saat ini, bisa menjadi masukan berharga.

Oya, Tuhan itu maha kuasa, dia menurunkan hujan dan panas untuk semua orang dengan berbagai latar belakang agama, suku, ras, bahkan jabatan. Jadi Tuhan itu pasti mau menyembuhkan semua manusia ciptaanNya, tanpa terkecuali, asal kita percaya. Yap, Percaya dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa.

Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati siapapun Anda, apapun agama Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun