[caption caption="Ilustrasi: Heru Budi Hartono | Kompas.com"][/caption]Siapa Bilang Heru Budi Hartono tidak pandai berbicara di depan orang banyak? Justru Om Heru, begitu beliau menyebut dirinya jelas dan lugas menjawab tim MercySmart Homeschooling dan Wartawan Cilik Jakarta Utara saat menjadi Walikota Jakarta Utara 2014.
Nama Heru Budi Hartono tiba-tiba mencuat. Sejak Gubenur Ahok yang terkenal ceplas-ceplos itu memilih Heru yang dikenal pendiam, menjadi calon wakil gubernur untuk Pilkada DKI 2017 – 2022.
Saya membaca di Kompas.com kalau Pak Heru mengaku memiliki satu kekurangan yang dinilainya akan berpengaruh jika nantinya ia jadi maju. Kekurangan tersebut adalah ia tidak bisa pidato di hadapan banyak orang. "Saya paling enggak bisa tuh cuap-cuap di depan banyak orang. Kalau debat publik sih masih bisa, orasi bisa. Tetapi, kalau cuap-cuap 'bapak-bapak, ibu-ibu, nanti saya akan gini-gini'... Saya paling enggak bisa kayak gitu," kata Heru di Balai Kota, Jumat (4/3/2016).
Om Heru dan Klub Wartawan Cilik, MercySmart Homeschooling
Kerjanya Gesit. Cukup seminggu, surat dari Klub Wartawan Cilik langsung ditanggapi. Hasilnya, puluhan wartawan cilik diterima di kantor Om Heru, yang saat itu baru tiga bulan menjadi walikota Jakarta Utara.
Dari gerakan dan sambutannya, terlihatPak Heru antusias menerima warganya, termasuk para wartawan cilik ini, begitu ucap Humas Walikota Jakarta Utara ketika mengundang kami. (Sebagai perbandingan, walikota Jakarta Utara lainnya malah tidak merespon permintaan wawancara dari Klub Wartawan Cilik, maksudnya Walikota sebelum dan sesudah Om Heru).
Sebagian wawancara juga dimuat di situs resmi Pemda Jakarta Utara (Wartawan Cilik Kunjungi Kantor Walikota Jakarta Utara).
Namanya juga wartawan cilik, penuh rasa ingin tahu anak usia 7 sampai 14 tahun dan tidak malu-malu menanyakan bahkan menggugat pekerjaan Walikota yang tidak beres.
1. Solusi macet karena tumpukan mobil kontainer keluar masuk Pelabuhan Tanjung Priok
Andre Christoga (kompasianer juga loh) mendapat kesempatan pertama bertanya. Pada tahun 2014 itu bisa dibilang tahun super macet, jalan tol ke Pelabuhan dan pemancangan tiang sedang dibangun, dan segala keribetan itu, membuat perjalanan 15 menit menjadi 1 jam, 2 jam, bahkan bisa 3 jam.
Pak Walikota, sampai kapan warga Jakarta Utara mesti bersabar terhadap kemacetan akibat ratusan container yang menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Saya pernah berangkat Kelapa Gading pukul 15 sampai di rumah di Jl Kebon Bawang pk 18. Cape banget pak.
Diprotes langsung oleh warganya, Heru memulai jawabannya dengan meminta maaf. "Sebagai walikota, Om Heru minta maaf atas kemacetan yang bikin kita semua kecapean."
Om Heru menjelaskan bahwa jumlah kendaraan bertambah banyak luar biasa, sementara pertumbuhan jalan tidak bisa ditambah banyak. Setiap hari ada 400 kendaraan baru, motor, mobil, bahkan container. Jadi yang bisa Pemerintah dan Om Heru lakukan adalah mempercepat pembangunan jalan tol, supaya container yang keluar masuk pelabuhan bisa langsung lewat tol dan tidak mengganggu jalan umum, seperti Jalan Yos Sudarso yang di depan kantor walikota.
2. Beresin Lokasi Pembuangan Sampah di Jl Bugis
Penanya lain dari Klub Wartawan cilik menanyakan, tempat pembuangan sampah di ujung jalan Bugis Tanjung Priok yang tidak pernah rapi. Apalagi TPS itu di pinggir jalan Bugis yang menjadi urat nadi jalan yang dilalui ribuan penduduk Tanjung Priok. “Setiap pagi, menuju sekolah, saya selalu mencium bau sampah, pak Walikota. Tolong dong diberesin.”
Om Heru mengatakan akan memeriksa tempat pembuangan sampah itu segera. Semestinya sampah yang menggunung itu sudah diangkut pk 5 pagi, sehingga pada pukul 6 pagi, saat anak anak berangkat sekolah dan orangtua bekerja, tempat itu sudah bersih.
Ternyata ucapan Om Heru benar-benar dibuktikan. Om Heru dan Tim Kebersihan langsung sidak ke Tempat Pembuatan Sampah, dan sejak TPS Jl Bugis pukul 6 pagi sudah bersih. Namun sayangnya, setelah Om Heru tidak jadi walikota, TPS Jl Bugis itu berantakan lagi.
3. Kebohongan Makam Mbah Priok
Kasus Makam Mbah Priok di daerah Koja juga menjadi pertanyaan dari Klub Wartawan Cilik. "Menurut kakek saya dan teman-temannya, yang seumur-umur tinggal di Koja, Dari tahun 1950 - 1980, mereka tidak pernah dengar kalau ada makam Mbah Priok yang keramat itu. Makanya para kakek yang sejak kecil tinggal di Koja bingung, kenapa saat penggusuran tanah PT Pelindo tahun 2000an tiba-tiba ada cerita makam Mbah Priok.
Sebagai wartawan cilik, kami ingin mendapatkan fakta. Kami memang mendengar cerita-cerita mistis tentang Makam Mbah Priok dari orang-orang yang mengaku keturunan Mbah Priok. Tapi itu cuma cerita kan, mana buktinya. Jadi kami mohon penjelasan dari Pak Walikota "
Menerima pertanyaan kritis itu. Heru langsung meminta staf-nya mengambil buku yang berkisah tentang Sejarah Mbah Priok. Setelah buku itu sampai di tangannya. Heru mengaku sedang membaca dan mempelajari kisah Mbah Priok. Namun untuk adik-adik wartawan cilik, yang bisa Om Heru katakan, bahwa Pemerintah menghormati keragaman budaya dan agama semua masyarakat.
Tapi kalau memang ada unsur kebohongan, cepat atau lambat akan kebongkar toh. Jadi Om Heru akan pantau terus Makam Mbah Priok ini.
4. Kepala Sekolah SDN 01 Kebon Bawang yang tidak mendukung Latihan karate
Wartawan cilik lainnya mengadu ke Pak Walikota, karena kepala sekolah SDN 01 Kebon Bawang (tahun 2014) yang mempersulit latihan karate di sekolahnya. Guru Olahraga dan Kepala Sekolah lebih menomorsatukan latihan futsal, karena katanya futsal menjadi olahraga yang dilombakan antar sekolah O2SN, sementara karate tidak dilombakan.
Ternyata setelah para wartawan cilik ini melakukan penyelidikan, informasi dari Kepala Sekolah dan Guru SDN 01 Kebon Bawang itu tidak benar. Karate merupakan cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional O2SN, mulai dari kecamatan Tanjung Priok, kota Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta, sampai tingkat nasional.
Heru langsung meminta komentar Kepala Suku Dinas Pendidikan, yang mendampingi saat menerima Wartawan Cilik Jakarta Utara. Dan Pak Kepala Sudin berjanji memanggil Kepala Sekolah dan Guru Olahraga SDN 01 Kebon Bawang yang mempersulit keinginan siswa untuk berlatih karate dan memberikan informasi yang salah tentang O2SN.
5. Waktu sekolah dulu, Om Heru pernah malas buat PR?
Wartawan cilik lainnya, meminta Pak Heru menceritakan masa kecilnya waktu sekolah dulu. Apakah pernah malas buat PR dan sebel dengan guru yang cerewet. Bagaimana dengan guru yang suka terlambat datang?
Heru kemudian bernostalgia, Ia mengaku pernah malas buat PR, pernah pura-pura sakit karena belum belajar untuk ulangan. “Hahaha, tapi itu tidak boleh dicontoh ya,” ucapnya buru-buru. Sekarang setelah dewasa, justru Om Heru katakan, jangan sia-siakan waktu, belajar rajin, belajar sebanyak-banyaknya, karena itulah yang membuat kita menjadi lebih pintar dan bertanggungjawab dibanding orang yang malas dan banyak alasan.
Ternyata Heru sempat bersekolah di SD Negeri, senasib dengan beberapa anggota Klub Wartawan Cilik Jakarta Utara. “Jadi Om Heru juga dulu sekolah di SD negeri kok, ” ucapnya yang disambut tepuk tangan para wartawan cilik.
Heru sekolah di SDN 8 Jakarta Pusat dan 3 tahun menjadi siswa SD di Pakistan (1971 s/d 1977) Selanjutnya SMP di PSKD (Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta) I Jakarta Pusat (1997 s/d 1981). SLTA Kerajaan Belanda (Den Haag), (1981 s/d 1984)
Meraih gelar S1 di Universitas Krisna Dwipayana –Jakarta (1984 s/d 1990)
Meraih Gelar S2 di Universitas Krisna Dwipayana –Jakarta (1995 s/d 1998)
6. Klub Wartawan Cilik malah diajak Om Heru ikutan Rally Sepeda
Setelah setengan hari berbincang seru, dan rasanya tidak cukup, Om Heru mengundang para wartawan cilik untuk bersama-sama ikut bersamanya di berbagai event Car Free Day Jakarta Utara. Nanti kita bisa ngobrol lagi dan melaporkan berbagai hal di sekeliling kita.
Sayangnya, Om Heru cuma sebentar menjadi Walikota Jakarta Utara karena langsung direkrut ke Kantor Gubernur DKI Jakarta.
***
Pengantin yang cocok mendampingi Ahok ke Pilkada 2017
Menyimak cara Heru menjawab pertanyaan dari warga ciliknya, bisa menjadi gambaran bahwa sosok Heru pede dan sigap menjawab pertanyaan dan langsung take action. Jadi rasanya tidak salah Om Ahok meminta Om Heru mendampingi memperbaiki kota Jakarta, etalase Indonesia tercinta.
Selain itu, pengalaman Heru selama 15 tahun tinggal di Jerman dan Australia membuat dirinya menjadi andalan Gubernur Jokowi saat itu untuk bernegosiasi dengan investor asing yang akan menjalin kerjasama dengan DKI Jakarta.
Saat menjabat Kepala Bagian Sarana Kota Jakarta Utara Tahun 2008, Heru berhasil melebarkan Kali Angke dan Kali Adem, merelokasi 1.500 warga yang tinggal di kolong tol Penjaringan dan membebaskan lahan taman BMW di Koja Jakarta Utara. Tahun 2014 Heru diangkat menjadi Walikota Jakarta Utara. Dan di 2015, Heru dipromosikan menjadi Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah DKI Jakarta.
Heru Budi Purnomo sempat menjadi pembicaraan ketika aturan larangan menggunakan kendaraan pribadi bagi kepala SKPD setiap hari jumat di setiap pekan pertama diterapkan rela naik angkutan umum dari rumahnya di Jatiwaringin ke Balaikota. Heru juga pernah mengeluarkan wacana agar instansi yang dipimpinnya yaitu Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dibubarkan saja karena tugas pokok dan fungsi (tupoksi) BPKAD dengan lembaga lain saling tumpang tindih. (Sumber)
Jadi sebagai warga Jakarta, saya berharap pasangan pengantin Ahok dan Heru yang cerdas, profesional, dan anti korupsi ini diberkati Tuhan untuk memimpin dan membersihkan Jakarta dari tikus-tikus koruptor di segala lini.
Untuk semua pemilik KTP Jakarta, ngapain ragu memilih, track-record Ahok dan Heru membuktikan mereka mampu membangun kota Jakarta, lebih baik, lebih rasional, daripada semua calon lain yang tidak punya pengalaman mengelola kota, termasuk ambisi para bekas menteri yang ternyata biasa aja kerjanya, nggak berprestasi.
Saatnya warga Jakarta bertindak. Lepaskan diri dari cengkraman partai politik yang makin terbukti, tidak banyak manfaatnya bagi rakyat. Saatnya kita dukung Ahok dan Heru, calon independen Pemimpin Jakarta 2017 - 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H