Om Heru menjelaskan bahwa jumlah kendaraan bertambah banyak luar biasa, sementara pertumbuhan jalan tidak bisa ditambah banyak. Setiap hari ada 400 kendaraan baru, motor, mobil, bahkan container. Jadi yang bisa Pemerintah dan Om Heru lakukan adalah mempercepat pembangunan jalan tol, supaya container yang keluar masuk pelabuhan bisa langsung lewat tol dan tidak mengganggu jalan umum, seperti Jalan Yos Sudarso yang di depan kantor walikota.
2. Beresin Lokasi Pembuangan Sampah di Jl Bugis
Penanya lain dari Klub Wartawan cilik menanyakan, tempat pembuangan sampah di ujung jalan Bugis Tanjung Priok yang tidak pernah rapi. Apalagi TPS itu di pinggir jalan Bugis yang menjadi urat nadi jalan yang dilalui ribuan penduduk Tanjung Priok. “Setiap pagi, menuju sekolah, saya selalu mencium bau sampah, pak Walikota. Tolong dong diberesin.”
Om Heru mengatakan akan memeriksa tempat pembuangan sampah itu segera. Semestinya sampah yang menggunung itu sudah diangkut pk 5 pagi, sehingga pada pukul 6 pagi, saat anak anak berangkat sekolah dan orangtua bekerja, tempat itu sudah bersih.
Ternyata ucapan Om Heru benar-benar dibuktikan. Om Heru dan Tim Kebersihan langsung sidak ke Tempat Pembuatan Sampah, dan sejak TPS Jl Bugis pukul 6 pagi sudah bersih. Namun sayangnya, setelah Om Heru tidak jadi walikota, TPS Jl Bugis itu berantakan lagi.
3. Kebohongan Makam Mbah Priok
Kasus Makam Mbah Priok di daerah Koja juga menjadi pertanyaan dari Klub Wartawan Cilik. "Menurut kakek saya dan teman-temannya, yang seumur-umur tinggal di Koja, Dari tahun 1950 - 1980, mereka tidak pernah dengar kalau ada makam Mbah Priok yang keramat itu. Makanya para kakek yang sejak kecil tinggal di Koja bingung, kenapa saat penggusuran tanah PT Pelindo tahun 2000an tiba-tiba ada cerita makam Mbah Priok.
Sebagai wartawan cilik, kami ingin mendapatkan fakta. Kami memang mendengar cerita-cerita mistis tentang Makam Mbah Priok dari orang-orang yang mengaku keturunan Mbah Priok. Tapi itu cuma cerita kan, mana buktinya. Jadi kami mohon penjelasan dari Pak Walikota "
Menerima pertanyaan kritis itu. Heru langsung meminta staf-nya mengambil buku yang berkisah tentang Sejarah Mbah Priok. Setelah buku itu sampai di tangannya. Heru mengaku sedang membaca dan mempelajari kisah Mbah Priok. Namun untuk adik-adik wartawan cilik, yang bisa Om Heru katakan, bahwa Pemerintah menghormati keragaman budaya dan agama semua masyarakat.
Tapi kalau memang ada unsur kebohongan, cepat atau lambat akan kebongkar toh. Jadi Om Heru akan pantau terus Makam Mbah Priok ini.
4. Kepala Sekolah SDN 01 Kebon Bawang yang tidak mendukung Latihan karate