"Ya macam-macam, yang lovers, yang haters," jawab Pak Jokowi dengan nada datar. Â "Ya, tapi saya suka dengan tulisan yang membagikan optimisme, bukan yang pesimis."
Dan percakapan di meja prasmanan itu saya tutup dengan  menanyakan kabar Ibu Iriana. Yang dijawab Pak Jokowi, ibu ada di sini, sehat. Terimakasih perhatiannya.
Artikel yang Optimis
Isi percakapan singkat saya dan Jokowi di sepanjang meja prasmanan, Â ternyata diulangi lagi saat Pak Jokowi berpidato kepada 100 Kompasianer, Â pada waktu cantik di tahun 2015, yakni 12-12 pukul 12.Â
Bahwa Jokowi mengajak kita semua, penulis Kompasiana untuk terus membagikan optimisme.
Bahwa musuh kita bukan sesama bangsa Indonesia.
Musuh kita adalah negara lain. Â Bahwa tantangan sudah di depan mata dan tak bisa dihindari, persaingan dengan semua negara, terutama negara tetangga sudah di depan mata. Jadi kalau kita masih sibuk bertengkar, haters, lovers, bagaimana bisa kuat dan siap menghadapi persaingan dengan negara lain?
Lalu Jokowi sempat menceritakan pertemuannya yang berkesan dengan belasan anak muda penggiat Teknologi. "Saya sampai tiga kali bertanya kepada para anak muda yang memimpin perusahaan teknologi, Tokopedia, Gojek, dan lain-lain yang saya undang makan siang di sini. Apa kalian takut menghadapi persaingan dari negara luar?" Dan mereka semua menyatakan, siap menghadapi persaingan, tidak takut menghadapi persaingan antar perusahaan teknologi dari luar negeri"
Jadi para Kompasianer, rasanya tidak berlebihan jika kita merapatkan barisan, untuk menyebarkan optimisme lewat tulisan. Stop saling mengkritik apalagi bertengkar, mari kita contoh sikap Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Mereka bertarung habis-habisan di pilpres lalu, dan setelah itu selesai, saatnya sama-sama membangun Indonesia dengan porsi masing-masing.
Â
Momentum Indah di Istana
Buat yang masih penasaran, siapa aja yang ikutan ke istana, ini beberapa bocoran Kompasianer yang kemarin beruntung karena mengalami perisitiwa yang berkesan. Â Beberapa di antaranya :
- Mbak Fera Nurani, buruh migran dari Hongkong yang sempat terharu, tak menyangka, jika bisa langsung mengadukan nasib buruh migran langsung kepada Presiden di Istana. Kebetulan saya dan Fera duduk sebangku di bis. Dan ketika kita mengingat lagi moment itu, Fera yang saat ini berstatus mahasiswi Universitas Terbuka, kembali menitikkan air mata.
- Mbak Aulia Gurdi, yang curhat langsung dan minta perhatian untuk anak-anak Indnesia yang berkebutuhan khusus.
- Pak Thamrin Dahlan, sang Penulis buku Prabowo Presidenku, yang usulnya langsung diiyakan Jokowi untuk mengajak 2 orang Kompasianer setiap kunjungan kerja.
- Mbak Christie Damayanti, yang hadir berkursi roda yang didorong putrinya yang cantik, berhasil mendapatkan tandatangan Pak Jokowi di buku-buku karangannya, antara lain Keliling Eropa di atas kursi roda.
- Ada mbak Niken Satyawati, yang nggak nyesel, datang pagi-pagi  dari Solo dan mesti balik malam hari hanya untuk menikmati Kunjungan ke Istana Presiden dan bisa bertatap muka dengan Kompasianer Jakarta, termasuk saya hehe.
- Ada juga mbak Uli Hartati Panggabean alias Uli Hape. temen semeja, yang sampai menitikkan air mata, ketika Jokowi bersedia membubuhkan tanda tangan di sehelai kertas bertuliskan, Happy birthday untuk anak pertamanya, yang kebetulan hari ini berulang tahun.
- Dan juga saya,  yang sempat memberikan print-out tulisan saya di Kompasiana  langsung kepada Presiden Jokowi. Setelah dapat undangan ke istana, saya menemukan file yang berisi tulisan dan foto akrab dengan Pak Jokowi.