Di antara ratusan peserta kompetisi pembuatan program software computer tingkat dunia, awal Desember lalu di Jakarta, ada satu anak kecil dan satu remaja putri yang ikut. Ya, Andre Christoga (11) dan Christie Kirana (16) adalah dua sosok yang menonjol di ajang Hackathon Merdeka 3.0 Code4National yang diikuti oleh 700an hackers (pembuat software computer) dari 12 negara, termasuk dari Indonesia. (http://www.kompasiana.com/ibumercy/saat-ini-720-hacker-dunia-serentak-bikin-aplikasi-antikorupsi_56623755727a612e256fb3db)
Kehadiran dua "bocah" di antara ratusan hackers yang rata-rata alumni Universitas bahkan Pascasarjana bidang Teknologi Informasi, memang fenomenal. Tanpa canggung Andre dan Christie langsung mengutak-atik laptop dan desktopnya untuk membuat aplikasi computer. Kali ini tema Kompetisi Hackathon Internasional adalah : Menggagas Program Aplikasi Antikorupsi.
Untuk bisa mengikuti ajang Hacker Marathon ini memang tidak sim salabim. Andre dan Christie sudah mengikuti sejak Hackathon Merdeka 1.0 dan 2.0, sehingga yang sekarang 3.0 menjadi tantangan lebih lagi. Walaupun belum berhasil menjadi pemenang, tetapi semangat Andre Christoga dan Christie Kirana tidak akan surut. Setiap ikut kompetisi adalah waktu untuk belajar sehingga selalu ada progres pengetahuan dan keterampilan di bidang bahasa pemograman (coding), layout, bahkan teknik-teknik meng-hack software yang tujuannya positif.
Selain kemampuan istimewa kedua homeschooler ini di bidang computer dan bahasa pemograman, yang menarik adalah cara mereka menganalisis masalah korupsi dan menuangkannya dalam karya aplikasi berbasis mobile apps. Andre Christoga, sudah sering diulas oleh berbagai media, termasuk Kompasiana. silakan baca
Kesadaran AntiKorupsi sejak dini
Bagaimana kedua “bocah” ini mengartikan tema besar AntiKorupsi untuk selanjutnya dituangkan dan dibuat software komputernya? Dengan sederhana, Christie dan Andre menerangkan aplikasi yang dibuat bersama tutornya, Ajie Pratama lulusan pendidikan guru biologi Universitas Negeri Jakarta, yang sehari-hari adalah tutor homeschooling.
Andre dan Christie dengan kepolosannya memilih nama Tim-nya TOBAT agar bisa mengingatkan semua orang untuk cepat bertobat. "Jangan sudah ketahuan masih ngeyel seperti Papa Minta Saham," canda Christie. Sedangkan aplikasi berbasis website dan mobile apps dipilih nama CONTROL.
“Kami membuat aplikasi bernama CONTROL, dengan harapan para koruptor, makelar negara, dan calon koruptor sadar bahwa masyarakat selalu CONTROL sepak terjang dan cara menggunakan uang rakyat. Aplikasi CONTROL bisa membuat orang bertobat berbuat korupsi karena semua tindakannya sudah dipantau masyarakat. Sekarang semua orang, termasuk anak-anak bisa melaporkan hal-hal yang mencurigakan yang patut diduga ada penggelembungan dana,” ucap Christie yang lulus SMA dari MercySmart Homeschooling di usia 14 tahun.
Selanjutnya Christie menjelaskan, CONTROL adalah aplikasi yang one-stop system.
- Mulai dari menerima laporan masyarakat,
- memvalidasi isi laporan dan identitas pelapor
- Menyampaikan laporan ke berbagai (bukan cuma satu) lembaga yang berwenang
- memberi laporan tindaklanjut kepada pelapor secara pribadi.