Mohon tunggu...
Mika Widia A.
Mika Widia A. Mohon Tunggu... Guru - Guru dan ibu rumah tangga

Ingin selalu menjadi manfaat untuk orang di sekitarku

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar dari Kinan "Layangan Putus" pada Episode 6b

30 Desember 2021   13:03 Diperbarui: 30 Desember 2021   13:41 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah nonton serial layangan putus, sebagai wanita saya merasa geram dengan sikap Aris. Yang ingin saya bahas disini adalah adegan pertengkaran antara Kinan dan Aris pada episode 6b. 

Saya membenarkan beberapa sikap yang diambil oleh Kinan tapi juga ada sikap yang sangat disayangkan. 

Sikap Kinan dengan keep silent selama ini sudah sangat benar. Ketika suami tercium gelagat selingkuh, cari tahu dulu kebenarannya. 

Kinan sudah sangat tepat dengan mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhan suaminya. Dengan bukti yang dia kumpulkan, dia menarik benang merah hubungan antara bukti satu ke bukti lainnya sehingga menemukan alasan yang kuat bahwa aris berselingkuh. 

Dan kinan sudah sangat tepat dengan mengambil keputusan untuk keep silent selama dia mengumpulkan bukti. Kinan seakan sedang melakukan siasat perang gerilya. 

Dia tidak menceritakan apapun kepada orang lain bahkan kepada sahabat-sahabatnya sndiri. Dia melakukan penyelidikan dengan kemampuannya sendiri meskipun dalam beberapa hal ada yang dibantu oleh temannya namun dia tidak mengungkapkan alasannya secara langsung.

Meskipun bukti-bukti sudah sangat kuat, namun Kinan tidak secara gegabah mengintrogasi Aris. Dia masih menahan egonya demi keutuhan keluarganya. 

Namun satu kejadian terjadi yang membuat kesabaran Kinan mulai runtuh. Aris pergi meninggalkan rumah tanpa berpamitan dan tanpa alasan apapun. Ini membuat Kinan sangat murka. 

Dengan kondisinya yang sedang hamil tua, dia mencari keberadaan Aris. Namun hingga beberapa hari tetap tak ada kabar dari suaminya itu. Kinan sudah sangat yakin bahwa suaminya telah pergi bersama dengan selingkuhannya. Sampai pada saat Aris kembali pulang, Kinan sudah tak dapat membendung lagi emosi yang selama ini dia pendam. 

Dia tumpahkan segalanya saat itu. Kinan pun membeberkan bukti-bukti yang selama ini ia kumpulkan. Namun rupanya Aris pandai berkelit. 

Dia beralasan bahwa kepergiannya selama ini adalah urusan bisnis rahasia yang tidak boleh diberitahukan kepada siapapun bahkan istri sendiri. 

Aris juga membantah semua tuduhan-tuduhan yang diberikan Kinan padanya. Kinan menumpahkan amarahnya yang begitu meluap namun Aris juga menanggapinya dengan amarah yang sama besarnya. 

Aris bahkan mencari celah untuk menyudutkan dan menyalahkan Kinan. Dia mencari segala macam alasan untuk membela diri meskipun berbagai macam bukti sudah ada di depan mata.

Disini yang ingin saya bahas adalah sikap Kinan yang begitu meledak saat Aris kembali pulang ke rumah setelah kepergiannya tanpa pamit itu. 

Kinan langsung memberondong Aris dengan ratusan kalimat tanpa memberikannya cukup ruang untuk sekedar beristirahat. Bukan berarti tidak setuju dengan sikap yang diambil oleh Kinan tapi sebagai seorang istri saya punya cara sendiri jika berda di posisi Kinan. Jika saya menjadi Kinan, yang pertama akan saya lakukan adalah menyuruh Aris duduk. 

Pastikan pintu terkunci agar tidak ada orang yang mengiterupsi. Saya akan meminta handphone miliknya. Bukan untuk mengecek isi chat di dalamnya, namun hanya untuk menjauhkannya dari gangguan telepon yang bisa saja mengganggu di tengah pembicaraan. 

Setelah itu aya akan beri waktu untuk Aris mandi dan mengganti pakaian terlebih dahulu. Karena secara emosi, aris baru melakukan perjalanan panjang yang pastinya melelahkan. 

Orang dengan kelelahan, emosinya pun sulit terkendali. Orang Jawa bilang, orang yang baru sampai rumah itu membawa setan. 

Dengan keadaan badan segar dan bersih maka pikiran pun akan lebih rileks. Setelah semua itu dilakukan, saya akan mengajak dia untuk duduk dan mulai pembicaraan. 

Saya akan beri kesempatan pertama untuknya memulai pembicaraan. Saya akan mendengarkan semua alasan yang dia sampaikan dari a sampai z. 

Saya akan membiarkannya terus bicara sampai dia kehabisan kata. Dengan begitu saya bisa mengetahui letak kebohongan baru yang dia buat. Setelah dia selesai berbicara, saya akan meminta kesempatan untuk berbicara. 

Akan saya pegang kedua tangannya. Ini saya lakukan untuk dapat mengendalikannya, agar dia meberikan perhatiannya kepada saya saat berbicara, dan agar dia kesulitan mencari alasan berikutnya untuk mematahkan bukti yang akan saya tunjukkan. 

Berikutnya saya akan tanyakan satu per satu bukti-bukti yang sudah terkumpul selama ini. Mulai dari anting, kancing, parfum, buku rekening, hingga manifes penerbangan. 

Biarkan dia memberikan alasan untuk setiap bukti tapi kejar terus sampai dia skak mat dan tak dapat berkutik. Jika pengakuan sudah terdengar dari mulutnya, maka keputusan ada pada kedua belah pihak. Akan berlanjut atau berpisah.

Selama pembicaraan terjadi jangan melakukannya dengan nada tinggi dan keras seperti yang dilakukan oleh Kinan. Karena suami yang merasa dibentak akan mencari seribu macam jurus untuk membenarkan sikapnya meskipun salah. Karena dengan membentak dan memarahi suami, ia akan beranggapan bahwa dirinya juga tengah diserang oleh istrinya. 

Jadi dia akan membela diri dengan cara membangun kebohongan-kebohongan lain untuk membenarkan kesalahannya. 

Dalam situasi semacam ini, seorang istri harus hati-hati agar tidak membuat kesalahan sedikit pun. Karena dengan sedikit saja ada yang salah dari kata-kata atau sikap kita, maka itu akan menjadi senjata pamungkas suami untuk memutar balikan fakta.

Dari sini saya mengambil pelajaran bahwa menjadi wanita yang kuat, cerdas dan mandiri adalah wajib. Bukan untuk menyaingi pria, tapi untuk mempertahankan haknya. Dan jika haknya sudah tidak terpenuhi maka tak ada ketakutan untuknya berdiri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun