Mohon tunggu...
Mika Widia A.
Mika Widia A. Mohon Tunggu... Guru - Guru dan ibu rumah tangga

Ingin selalu menjadi manfaat untuk orang di sekitarku

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar dari Kinan "Layangan Putus" pada Episode 6b

30 Desember 2021   13:03 Diperbarui: 30 Desember 2021   13:41 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan saya pegang kedua tangannya. Ini saya lakukan untuk dapat mengendalikannya, agar dia meberikan perhatiannya kepada saya saat berbicara, dan agar dia kesulitan mencari alasan berikutnya untuk mematahkan bukti yang akan saya tunjukkan. 

Berikutnya saya akan tanyakan satu per satu bukti-bukti yang sudah terkumpul selama ini. Mulai dari anting, kancing, parfum, buku rekening, hingga manifes penerbangan. 

Biarkan dia memberikan alasan untuk setiap bukti tapi kejar terus sampai dia skak mat dan tak dapat berkutik. Jika pengakuan sudah terdengar dari mulutnya, maka keputusan ada pada kedua belah pihak. Akan berlanjut atau berpisah.

Selama pembicaraan terjadi jangan melakukannya dengan nada tinggi dan keras seperti yang dilakukan oleh Kinan. Karena suami yang merasa dibentak akan mencari seribu macam jurus untuk membenarkan sikapnya meskipun salah. Karena dengan membentak dan memarahi suami, ia akan beranggapan bahwa dirinya juga tengah diserang oleh istrinya. 

Jadi dia akan membela diri dengan cara membangun kebohongan-kebohongan lain untuk membenarkan kesalahannya. 

Dalam situasi semacam ini, seorang istri harus hati-hati agar tidak membuat kesalahan sedikit pun. Karena dengan sedikit saja ada yang salah dari kata-kata atau sikap kita, maka itu akan menjadi senjata pamungkas suami untuk memutar balikan fakta.

Dari sini saya mengambil pelajaran bahwa menjadi wanita yang kuat, cerdas dan mandiri adalah wajib. Bukan untuk menyaingi pria, tapi untuk mempertahankan haknya. Dan jika haknya sudah tidak terpenuhi maka tak ada ketakutan untuknya berdiri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun