Namun, internalisasi norma sosial memainkan peran penting dalam pembentukan superego, dan psikoanalisis dicegah dari mengkonseptualisasikan jiwa dalam istilah yang semata-mata bersifat biologis atau individualistis oleh pengakuan ini.
Selama karirnya, persepsi Freud tentang proses dasar mengalami perubahan yang signifikan. Dia awalnya membandingkan dorongan mempertahankan diri dengan tujuan bertahan hidup dengan dorongan libidinal yang mencari kesenangan seksual.Â
Namun, pada tahun 1914, saat meneliti fenomena narsistik, dia mulai memikirkan naluri terakhir hanya sebagai bagian dari yang pertama. Freud mencari pengganti dualistik baru karena dia tidak dapat menerima teori penggerak monistik semacam itu.
Dia sampai pada kesimpulan hipotetis bahwa ada bawaan, dorongan regresif untuk stasis dalam jiwa yang berusaha melepaskan ketegangan hidup yang tak terelakkan. Berbeda dengan insting kehidupan, atau Eros, yang dapat ia gantikan dengan mempertahankan diri, ia menyebut perjuangan untuk beristirahat ini sebagai prinsip Nirvana dan dorongan yang mendasarinya sebagai insting kematian, atau Thanatos.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI