Sedikit pengenalan tentang TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1, TK ini berada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 berada di naungan kemuhammadiyahan, pada awalnya TK ini berdiri dibentuk oleh ibu-ibu pengajian aisyiyah yang perduli terhadap perkembangan anak dalam persiapan pra sekolah, menciptakan anak anak yang berwawasan baik, terutama dalam segi agama, yang lebih mendominasikan keagamaanya dan tunas bangsa yang cerdas.Â
Pendirinya adalah Ibu Nyai Ahmad Dahlan atau Nyai Siti Walidah. Terdapat 8 guru dan 1 kepala sekolah, dengan rata-rata lulusan sarjana yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini, diantaranya memiliki sertifikat mengajar.
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang membuahkan hasil dan interaksi dengan lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Belajar menurut Pandangan Jerume S. Bruner, adalah pengembangan kategori yang saling terkait sedemikian rupa sehingga setiap individu memiliki model alam yang unik dan pengembangan sistem pengkodean (coding). Belajar menurut pandangan Piaget, belajar sebagai proses asimilasi dan akomodasi yang dihasilkan dari pergaulan dengan lingkungan dan pengamatan yang tidak sesuai dengan informasi baru yang diperoleh dengan informasi yang telah diketahui sebelumnya.Â
Anak usia dini perlu dampingan orang tua dan lingkungan sekitar untuk tahapan proses berkembang yang baik dan proses belajar yang maksimal. Teori pembelajaran sosial memfokuskan bahwa lingkungan yang ditemui seseorang secara kebetulan, lingkungan ini sering dipilih dan diubah oleh orang tersebut melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura sebagaimana dikutip (Kard, 1997:14) bahwa "hampir semua manusia belajar melalui mengamati dengan diam-diam dan mengingat tingkah laku orang lain".
Teori belajar sosial Bandura, tindakan melihat saja menggunakan gambaran kognitif dari tindakan, secara rinci dasar kognisi dalam proses pembelajaran dapat dirangkum dalam 4 tahapan, yaitu: atensi atau perhatian, retensi/recall, reproduksi gerak, dan motivasi. .
1. Perhatian atau AttentionÂ
Perhatikan orang yang ditiru. Sebagai seorang pengamat, orang tidak dapat belajar melalui pengamatan kecuali jika mereka benar-benar memperhatikan kegiatan yang diperagakan oleh model itu sendiri dan benar-benar memahaminya. Mencakup peristiwa peniruan (keberadaan kejelasan, keterlibatan emosional, tingkat kerumitan, prevalensi, fungsi nilai) dan karakteristik yang dapat diamati (kemampuan sensorik, minat, persepsi, penguatan sebelumnya).Jika reaksi baru dipelajari dari melihat/mendengar orang lain, maka jelaslah bahwa tingkat perhatian orang lain akan menjadi yang paling penting.Â
Secara lebih mendalam, berikut adalah faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian, antara lain (a) penekanan penting pada tingkah laku yang menonjol, (b) mendapat perhatian dari ucapan/teguran, dan (c) membagi kegiatan umum menjadi bagian-bagian yang wajar sehingga komponen keterampilan dapat menonjol
2. Retensi
engamat harus mampu mengingat apa yang telah dilihatnya. Dia harus mengubah informasi yang dia amati ke dalam bentuk gambaran mental, atau mengubah simbol verbal, dan kemudian menyimpannya dalam ingatannya. Termasuk pengkodean simbolik, pengorganisasian pikiran, pengulangan simbol, pengulangan motorik.
Setiap deskripsi perilaku disimpan dalam memori atau tidak, dan dasar penyimpanan adalah metode yang digunakan untuk menyandikan atau memasukkan respons. Pengkodean dalam simbol verbal difasilitasi oleh pemikiran aktif orang atau ringkasan verbal dari tindakan yang mereka amati. Waktu respons yang diamati dikodekan, ingatan akan kesan visual atau simbol verbal dapat dilanjutkan dengan pelatihan ulang mental. Dengan begitu, pembuat enkode akan berusaha berpikir keras tentang tindakan tersebut dan memikirkan kembali pengkodean verbal.
3. Reproduksi Gerak
Reproduksi motorik yaitu proses peniruan dengan mengubah ide, gambaran  atau ingatan menjadi sebuah tindakan. Mencakup keahlian fisik, keahlian untuk meniru, ketepatan umpan balik. Waktu dan fakta-fakta dari tindakan baru disandikan kedalam memori, mereka harus merubah kembali dalam tindakan yang tepat. Rangkaian tindakan baru merupakan symbol pertama pengaturan dan berlatih, semua waktu dibandiungkan dengan ingatan atau memori dari perilaku model.
Perilaku seharusnya dicatat oleh orang lain dan mungkin juga dicatat pengamat yang melakukan timbal balik yang benar dari perilaku meniru. Indikasi penyesuaian dari timbal balik membuat pengaturan simbolik rangkaian tindakan baru, dan rangkaian perilaku. Teori belajar sosial memperkenalkan tiga syarat utama untuk berhasil dalam proses ini.Â
Pertama, memiliki komponen keterampilan. model dalam penelitian Bandura merupakam buatan dari bagian perilaku yang diketahui orang. Kedua, imdividu harus memiliki kapasitas fisik, guna untuk keterampilan dalam mengkoordinasikan gerakan. Ketiga, hasil yang dicapai dalam koordinasi kinerja atau kinerja membutuhkan gerakan individu yang mudah terlihat.
4. Penguatan dan Motivasi
Pokok persoalan dari atensi, retensi, dan reproduksi gerak sebagian besar berkolerasi dengan kemampuan imdividu untuk meniru perilaku penguatan menjadi relevan. Ketika kita mencoba menstimulus imdividu untuk menunjukkan pengetahuan pada perilaku yang benar, tidak semua individu akan mudah tanggap. Walaupun teori belajar sosial mengandung penguatan agar menambah pengetahuan guna "mengecap dalam perilaku", itu peran utama memberi penguatan, sementara hadiah & hukuman seperti seorang motivator.
Secara ringkas, teori belajar sosial Bandtura memiliki dua implikasi penting, yaitu
- respon baru mungkin dipelajari tanpa having to perform them (learning by observation), dan
- hadiah dan hukuman akan mempengaruhi pertunjukan (performance) dari perilaku yang dipelajari. Bagaimanapun ketika memberikan kemajuan, mereka memiliki pengaruh tambahan atau kedua dalam pengetahuan atau belajar dari perilaku baru yang terus pengaruhnya pada atensi dan latihan.
Penerapan Modeling albert bandura
Penerapan metode Perhatian (attention) di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1, contohnya murid memperhatikan seperti apa perilaku atau tindakan -- tindakan yang dilakukan oleh guru yang akan ditiru. Bentuk dari contohnya adalah :
a. pembelajaran shalat dimana murid memperhatikan gerakan shalat yang diperagakan
b. pembelajaran menyusun balok dimana murid memperhatikan penyusunan
c. penghafalan hadits dengan memperhatikan bacaan, dll.
Penerapan metode proses mengingat (retention) pada murid contoh setelah mengamati perilaku yang akan ditiru dan menyimpan setiap informasi yang didapat dalam ingatan. Bentuk penerapannya
a. mengingat tahapan gerakan shalat
b. mengingat penyusunan balok dengan mengelompokkan berdasarkan dari segi bentuk
c. mengingat bermain peran misalkan petani membawa cangkul, dll.
Penerapan reproduksi motori/ gerak(reproduction) di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1, Contohmya menyusun kubus dan menyusun kata. Jadi setelah subyek memperhatikan model dan menyimpan informasi, sekarang saatnya untuk benar-benar melakukan perilaku yang diamatinya. Kelas sentra balok diadakan sekali dalam seminggu dengan cara dirolling setiap kelas.
Penerapan metode Penguatan dan motivation kepada murid TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1, Â Contohnya pada saat berlangsungnya penerapan metode attention atau perhatian ada murid yang tidak memperhatikan atau sulit memperhatikan murid cara menangani anak murid tersebut dengan cara memanggilnya kemudian menanyakan kamu kenapa ga memperhatikan dan membolehkannya untuk melaksanakan apa yang dimau dulu lalu setelah itu kembali kepelajaran dengan proses perhatian lagi.
Caranya itu dengan memotivasi yang dapat memacu keinginan anak tersebut untuk memenuhi tahapan belajar si anak kayak misalkan salah satu anak murid merasa dia ngga bisa melakukan itu nah lalu tugas guru disini adalah dengan mendekati anak tersebut memberikan kepercayaan memotivasi muridnya seperti: ayo nak kamu pasti bisa coba kamu tenangin diri dulu tarik nafas dalam-dalam lalu kamu keluari perlahan nah kalau sudah tenang kamu kerjakan lagi.
Contohnya lainnya itu menguatkan motivasi subyek untuk meniru modeling yang telah dipraktekkan, seperti pembuatan karya dari barang bekas seperti tutup botol menjadi baling-baling dan lain-lain jadi anak murid disini di usahakan merubah barang bekas menjadi suatu karya.
Kesimpulan
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang membuahkan hasil dan interaksi dengan lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Anak usia dini membutuhkan peran orang tua serta lingkungan dalam hal belajar dan proses perkembangannya, karena anak lebih mudah mempelajari sesuatu melalui proses pengamatan lingkungannya dan kemudian merekamnya menjadi memori dan melakukan dalam bentuk sebuah tindakan.Â
Dalam modeling pembelajaran yang dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1, sudah sesuai dengan proses modeling albert bandura yang mana terdiri dari proses attention atau perhatian, kemudian proses retention atau mengingat, kemudian proses reproduction atau reproduksi/gerak, lalu proses penerapan metode penguatan dan motivation.
Referensi:
Picauly, V. E. (2016). Pandangan Jean Piaget dan Jerome Bruner tentang Pendidikan. Jurnal Pendidikan "Jendela Pengetahuan," 9(April), 35--47.
Anidar, J. (2017). Teori Belajar Menurut Aliran Kognitif serta Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami, 3(2), 8--16.
Jean Piaget, (2002). Tingkat Perkembangan Kognitif. Jakarta, Gramedia.
Bandura, Albert, 1971, Social Learning Theory, New York City:General Learning Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H