Mohon tunggu...
Ib Prabowo
Ib Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - Perorangan

Twitter @iggybp IG @iggybw

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pengenalan Analisa Fundamental Saham

18 Januari 2025   02:04 Diperbarui: 18 Januari 2025   02:04 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Investor saham sedang melakukan Analisa Saham Sumber : AI Generate GrokX X Platform


Analisa Fundamental sering kali dibicarakan banyak pihak sebelum investasi atau trading saham. 

Berikut adalah pengantar untuk Analisa Fundamental Saham.

Pengantar Tulisan

Secara umum ada 2 cara pendekatan dalam analisa fundamental yaitu top - down dan bottom up. 

  • Top Down adalah pendekatan dari mulai analisa makro ekonomi global dan domestik di negara kita [jika investasi di saham Indonesia], selanjutnya analisa ke sektor dan industri, baru terakhir  analisa fundamental bisnis perusahaan dan pengelolaan manajemen perusahaan.
  • Bottom Up adalah analisa fundamental terbalik dari top down yaitu dengan pendekatan dari mulai menganalisa bisnis dan pengelolaan manajemen pada perusahaan tersebut, industri, sektor dan makro domestik serta global.

Masing-masing pendekatan baik top down dan bottom up ada plus minusnya. Tidak ada preferensi khusus mana yang dipilih, ini perihal mekanisme, urutan dan pendekatan pilihan masing-masing analis atau investor.

 

Mari kita melakukan pendekatan dari Top Down untuk tulisan ini.

1. Analis Makro, Sektor dan Industri

Jadi  seperti disampaikan sebelumnya kita perlu lebih dahulu  pahami kondisi ekonomi makro & mikro. Sesuai analisis top-down: dari kondisi ekonomi nasional ke industri spesifik, kemudian ke perusahaan. Kita tentunya pilih sektor dengan prospek pertumbuhan yang baik pada saat ini. Anggap pada kondisi saat ini yang bisa diperkirakan sedang sunshine (pertumbuhannya bagus) dan bisa dipertimbangkan adalah sektor dan industri seperti teknologi atau konsumsi.

2. Alokasi, Stock Picking dan Analisa Saham Pilihan  

Analisa berikutnya adalah alokasi, memilih saham dan tentang saham itu sendiri. 

Awalnya kita perlu menentukan alokasi atas investasi kita baik dalam sisi pertimbangan risiko, sektor, kapitalisasi pasar, pertimbangan lain dan dana untuk kas. Alokasi adalah persentase untuk masing-masing sektor atau saham dan kas dari total investasi saat tersebut.

Dalam hal ini kita selanjutnya melakukan istilahnya memilih saham yang bisa jadi saham pilihan (Stock picking). Stock Picking adalah proses memilih saham-saham yang sebagai langkah pengkerucutan sesuai pendekatan Top Down ini. Seperti disampaikan sebelumnya anggap sektor yang kita pilih adalah teknologi dan konsumsi.

a. Kapitalisasi Pasar dan Volume Transaksi Harian

Kita pada proses memilih di sektor dan industri ini kita list (daftar saham) semua saham yang masuk kriteria di butir 1. 

Setelah ditentukan alokasi kita perlu melakuakn filter-ing atau stock picking secara cermat dan penuh pertimbangan dan pengkajian yang matang.

Pada proses stock picking ini sebaiknya kita memilih saham yang memang Kapitalisasi Pasarnya (Market Capitalization) lumayan besar. Anggap kita memilih saham yang Kapitalisasi Pasarnya di atas Rp. 10 triliun dan likuidtasnya mencukupi. Anggap kita memilih saham yang transaksi hariannya di atas 5 juta saham per hari. 

Kapitalisasi Pasar yang besar dimaksudkan agar memilih saham yang punya aset besar, di pasar saham cukup dinilai serta dampak dari saham dipermainkan oleh spekulan berkurang. Selain itu diperkirakan ada kesinambungan dalam bisnis perusahaan sehubungan market cap nya mencukupi. 

Transaksi di pasar cukup besar dimaksudkan jika ada kejadian yang tidak diharapkan kita mudah menjualnya (likuid) dan harganya cukup bagus sehubungan saham yang likuid (banyak transaksinya) biasanya di-cover (dipantau, dilakukan analisa oleh banyak broker saham dan analis tingkat nasional dan internasional yang sering jadi referensi atau memberikan informasi publik lebih terbuka dan transparan).

 b. Laporan Keuangan : Rasio Penting dan Pertumbuhan

Laporan Keuangan diterbitkan tiap 3 bulanan dan ini wajib disampaikan perusahaan publik yang tercatat di bursa berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia. 

Laporan Keuangan terdiri dari laporan posisi (balance sheet/neraca), laporan laba rugi (pendapatan, biaya dan laba bersih), laporan arus kas (arus kas operasi, keuangan, dan investasi) serta perubahan modal. 

Laporan 3 bulanan biasanya disampaikan ke regulator dan disampaikan ke publik 1 bulan setelah triwulanan tutup buku. Jadi laporan kuartal 1 sampai maret bisa dilihat di bulan aprilnya, laporan semesteran (triwulanan kedua) per juni dapat dilihat di bulan Juli, serta triwulanan ketiga Sep bisa dilihat di bulan Oktober.

Laporan triwulan keempat atau Laporan Keuangan tahunan ini wajib di audit oleh audit independen. 

Pelaporan biasanya sampai bulan ke-3, kalau laporan per Desember pada akhir Maret tahun berikutnya kita tentu sudah dapat laporan keuangan tahunan teraudit ini. 

Laporan keuangan bisa diakses melalui Bursa Efek Indonesia, website perusahaan publik, koran berperedaran nasional, broker saham atau banyak penyedia yang juga menyediakan informasi atas laporan keuangan teraudit (tahunan) maupun laporan 3 bulanan perusahaan publik ini.

Semua informasi yang disampaikan perusahaan publik ke publik wajib disampaikan dengan kualitas yang sama, waktu yang sama secara bersamaan. Sehingga bersamaan penyampaian ke regulator, perusahaan publik menyampaikan kepada publik melalui media yang mudah diakses publik.

Seringkali pada waktu penyamapaian ini ada semacam Analyst meeting yang biasanya secara daring dan ada siaran live atau rekaman yang bisa diakses dari seluruh dunia melalui banyak kanal.

Selain laporan keuangan, tiap tahun perusahaan publik perlu melakukan ekspose publik, laporan tahunan serta informasi lain yang material swesuai peraturan.  Informasi ini mudah diakses bisa jadi bahan untuk analisa buat investor mendalam terhadap perusahan-perusahan tersebut.

Biasanya setelah ada laporan tersebut para analis [independen, terafiliasi dengan broker saham atau analis internasional dan dalam negeri] melakukan analisa dan mengeluarkan laporan atau riset atas perusahaan tersebut yang biasanya mencantumkan TP (Target Price) secara fundamental (biasanya secara DCF - Discounted Cash Flow atau metoda lainnya).

Atas hal ini untuk saham yang banyak dipantau analis, hasil analisnya bisa sampai 20, 25 atau lebih analisa. Atas riset para analis tersebut maka kita kenal dengan TP konsensus atau TP rata-rata para analis. Saham yang dipantau lebih sedikit atau tidak dipantau kita akan tahu juga. Namun umumnya yang dipantau banyak analis atau masuk ke index tertentu berpengaruh pada frekuensi transaksi, volume, value transaksi atau likuiditas di pasar saham. 

Investor untuk tahap awal sebaiknya memilih saham ayng dipantau oleh banyak analis sehubungan biasanya di pasar saham nya likuid (banyak ditransaksikan) dan harganya mencerminkan harga yang lebih wajar sehubungan dipantau oleh banyak pihak yang melakukan riset seara rasional, dengan metoda yang selama ini digunakan secara umum dan dengan cara yang menjunjung tinggi etika riset. Ada juga saham yang tidak dipantau analis atau dipantaus edikit analis yang bagus namun kita perlu menganalisa saham tersebut secara mendalam bahkan mengerjakan seperti analis selama ini melakukan.

Atas penerbitan secara publik informasi dari perusahaan publik tersebut paling menarik adalah peninjuana perusahaan publik dari laporan keuangan perusahaan. Sehubungan laporan keuangan bisa mencerminkan banyak hal atas bisnis perusahaan, pengelolaan perusahaan dan hal-hal lain. 

Atas inforamsi laproan keuangan perusahaan publik tersebut, untuk tahap awal kita fokus pada rasio atau parameter utama seperti EPS, PER, ROE, dan PBV untuk menilai saham, perkiraaan ke depan sahamnya dan perkiraan pertumbuhan perusahaan. 

Biasanya investor mencari perusahaan dengan EPS yang meningkat dan PBV serta PER yang rendah. Pertimbangan laiin tergantung kedalaman investor mengkaji perusahaan tersebut dalam hal pendalaman dan komprehensif analisanya.

3. Pertimbagnan Kualitatif

Selain pertimbangan kuantitatif dan top down di atas kita perlu perhatikan faktor kualitatif seperti manajemen perusahaan, strategi bisnis, dan corporate governance. Saham yang menguntungkan biasanya dari perusahaan dengan manajemen yang baik dan strategi yang kuat.

Saat ini kita kenal ESG yaitu Enviromental, Social dan Governance. Meskipun baru tetapi sekarang sudah mulai digiatkan ESG rating atas perusahaan-perusahaan publik. Saham perusahaan yang mempunyai ESG baik akan cenderung dipantau banyak analis, ditransaksikan di pasar lebih likuid (volume, frekuensi dan valuenya besar) dan harga biasanya mencerminkan supply dan demand yang rasional dan kompetitif dibandingkan dengan TP konsensusnya.

Saham yang likuid dan tidak likuid ada plus minusnya. Saham yang dipantau banyak investor, banyak analis dan banyak investor institusi dan retail lebih menunjukkan kewajaran dan rasionalitas dalam transaksi di bursa saham. Namun demikian seringkali dianggap tingkat keuntungan nya lebih bisa diukur dan terbatas sehubungan banyak yang memantau.  

Untuk saham yang sedikit dipantau atau tidak dipantau analis umumnya, sebaiknya kita perlu hati-hati sehubungan bisa tetap rasional dan wajar atau tidak likuid atau sepekulatif atau bahkan bisa jadi saham yang bagus juga karena pemegang saham nya banyak yang menahan untuk jangka panjang. Atau memang saham yang terlupakan meskipun saham value investing.

Inilah pentingnya kita perlu menganalisa saham lebih dalam dan leih komprehensif secara mandiri.

Demikian pengantar analisa fundamental saham. Semoga bisa membuka wawasan dan ruang diskusi yang lebih luas.

Jika memang perihal topik ini diminati akan ditulis lebih dalam lagi dan lebih spesifik lagi lebih ke arah edukasi untuk investasi dan trading di saham.

Semoga bermanfaat. Salam.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun