Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Segudang Pekerjaan Rumah Penguasa Kursi PSSI

5 November 2019   01:03 Diperbarui: 5 November 2019   10:32 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum PSSI Komjen Pol Mochamad Iriawan |Sumber: Antara Foto

Saking mendunianya, Manchester United melebihi pamor Kota Manchester itu sendiri---bahkan lebih terkenal ketimbang London, ibu kota Inggris.

Buah manisnya adalah sejumlah produsen, termasuk aparel, berebut dan berani membayar berapapun mahal harganya demi terpampangnya nama atau logo mereka produsen tersebut di kostum kebanggaan milik publik Old Trafford itu.

Buktinya, melalui Manchester, kita mengenal Sharp, Vodafone, Chevrolet atau Adidas saat seperti dikenakan saat ini. Belum lagi kemilaunya Liga Inggris sejak bertransformasi sebagai liga modern sejak awal 2000 menjadi credit tersendiri bagi Manchester United.

Gemerlapnya persepakbolaan Inggris---meski belum diikuti prestasi tim nasionalnya---turut menggoda taipan asal Russia, Roman Abramovich, menghidupkan tim ibu kota, Chelsea, guna menyaingi kedigdayaan MU---juga Arsenal dan Liverpool.

Abramovich dengan enteng membeli Si Biru sebesar 59,3 paun per lembar sahamnya pada Juli 2003 lalu. Ia juga melunasi utang-utang yang ditaksir mencapai 80 juta paun dan mengucurkan dana segar untuk mendapatkan pemain-pemain kelas wahid ke Stamford Bridge. Dengan begitu Chelsea siap untuk lebih besar lagi.

Chelsea, kini, bukan sekadar tim sepak bola, melainkan sebuah brand sehingga mampu---seperti Manchester United---menyedot berbagai perusahaan di manapun untuk memajang nama dan logo mereka di jersey kebanggan klub publik London itu. Produsen teknologi paling mahsyur, Samsung, misalnya.

Cara-cara seperti itulah yang digunakan banyak tim-tim Eropa mencari pemasukan mandiri dan profesional. Dan itu, sebenarnya, bisa diadaptasi oleh klub-klub di Liga Indonesia: aktivitas sports marketing dengan memanfaatkan brand activation para produsen.

Brand activation sendiri merupakan brand activation adalah interaksi pemasaran antara konsumen dan brand agar konsumen dapat memahami sebuah brand dengan lebih baik yang berujung diterimanya sebuah brand oleh konsumen sekaligus menjadi bagian kehidupan dari konsumen tersebut (Alberts: 2011).

Sementara Delamar (2000), mengemukakan sebuah perusahaan atau produsen mesti mendengarkan para konsumennya dan memandang serta memahami bahwa konsumennya adalah konsumen yang unik dengan kebutuhan khusus.

Merujuk dari kedua itu, artinya sepak bola dan brand activation bisa menjadi bersimbiosis mutualisme.

Di Indonesia, klub-klub sepak bolanya melaju berkembang dan fanatik para fansnya membuat warna tersendiri bagi persepakbolaan Indonesia. Ini terjadi lantaran sepak bola Indonesia sekarang tengah menjadi "hedonisme" baru bagi beberapa kalangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun