Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Segudang Pekerjaan Rumah Penguasa Kursi PSSI

5 November 2019   01:03 Diperbarui: 5 November 2019   10:32 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum PSSI Komjen Pol Mochamad Iriawan |Sumber: Antara Foto

Untuk poin "senior dalam dunia sepak bola" dan "paham sepak bola" rasanya publik agak sulit meyakini bila dirinya mafhum akan hal tersebut. Pun juga poin "jauh dari politik", adalah tugas berat Iwan selanjutnya.

Dituntutnya Iwan untuk memenuhi kriteria ideal itu bukan tanpa alasan. Studi Ganesport pada tahun sebelumnya, menyimpulkan bahwa krisis PSSI dalam 10 tahun terakhir terjadi disebabkan adanya mismatch antara ekspektasi publik dan PSSI. 

Publik ingin--dan kerap mendesak--adanya keterbukaan dari federasi, sedangkan federasi selalu menganggap organisasi seperti PSSI tidak harus akuntabel kepada khalayak umum.

"Piring kotor" selanjutnya adalah kerusuhan antarsuporter yang dari tahun ke tahun selalu menjadi soal. Terkait ini, Iwan ingin membentuk divisi khusus di PSSI yang menangani suporter.

Meski belum jelas bagaimana divisi ini akan bekerja serta bagaimana mekanismenya berjalan, langkah Iwan patut diapresiasi.

PR selanjutnya adalah pembinaan usia dini. Tak ada negara dan klub mana pun dari belahan dunia yang tidak melakukan ini. Artinya, ini harus dan perlu dilakukan PSSI.

Terakhir, kepemimpinan PSSI di bawah tangan Iwan sekarang harus bisa membuka seluas-luasnya keran industri sepak bola Indonesia yang sehat.

Musababnya, sepak bola tengah dan akan terus berkembang sekaligus menempatkan dirinya sebagai cabang olahraga yang pamornya kian melambung. Sehingga memaknai sepak bola sebagai olahraga saja saat ini tidaklah cukup.

Ini saya jelaskan lebih panjang. Begini:

***

Sepak bola kini memunculkan perspektif baru: industri dan bisnis--negara-negara tetangga kita di Asia Tenggara maupun Asia Selatan sudah mafhum akan hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun