Mohon tunggu...
Ibnu Hajar
Ibnu Hajar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menanti Malaikat Kecil

10 April 2019   10:13 Diperbarui: 10 April 2019   10:31 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abdullah memarkir mobilnya di depan lobi kedatangan rumah sakit. Dengan sigap ia memapah istrinya dari mobil. Petugas jaga tak kalah sigap. Dengan kursi roda, Aisyah dibawa ke ruang tindakan.

Sejenak Abdullah memalingkan badan dari istrinya. Ia ingin mengucap terima kasih kepada bapak yang tadi menolongnya. Menolong membuka jalan untuknya. Matanya mencari. Dua tiga kali, ia mencoba namun tak dilihatnya lagi si bapak tadi. Dalam hati, ia berdoa semoga Allah membalas pahala kepada bapak tadi. Ia titipkan terima kasihnya kepada Allah. Batinnya kagum dengan keihlasan si bapak. Membantu tanpa harus tahu kepada siapa serta tanpa pamrih kepada sesama.

Abdullah menyusul istrinya. Alhamdulillah tim dokter sudah memberi tindakan. Hatinya semakin lega. Ditatapnya wajah Aisyah dengan penuh kasih yang dibalas sama.

"Bagaimana istri saya dok?" Tanya Abdullah.

"Oh iya. Istri Anda kondisinya baik. Insha Allah sebentar lagi melahirkan. Sudah pembukaan empat. Ruang bersalin sedang dipersiapkan." Jawab dokter sambil tersenyum.

"Alhamdulliah. Boleh saya mendapingi istri saya nanti dok?"

"Silakan. Kehadiran bapak saat proses persalinan justru lebih baik. Kehadiran bapak akan menjadi tambahan kekuatan bagi ibu."

Abdullah dan Aisyah saling tatap. Senyum bahagia menghias wajah mereka. Kebahagiaan melingkupi mereka. Abdullah mengecup kening sambil memegang tangan Aisyah. Sebentar lagi, malaikat yang mereka nantikan akan lahir kedunia. Malaikat yang akan menjadi penyejuk pandang mata mereka. Malaikat yang akan menambah bahagia rumah tangga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun