Abdullah memarkir mobilnya di depan lobi kedatangan rumah sakit. Dengan sigap ia memapah istrinya dari mobil. Petugas jaga tak kalah sigap. Dengan kursi roda, Aisyah dibawa ke ruang tindakan.
Sejenak Abdullah memalingkan badan dari istrinya. Ia ingin mengucap terima kasih kepada bapak yang tadi menolongnya. Menolong membuka jalan untuknya. Matanya mencari. Dua tiga kali, ia mencoba namun tak dilihatnya lagi si bapak tadi. Dalam hati, ia berdoa semoga Allah membalas pahala kepada bapak tadi. Ia titipkan terima kasihnya kepada Allah. Batinnya kagum dengan keihlasan si bapak. Membantu tanpa harus tahu kepada siapa serta tanpa pamrih kepada sesama.
Abdullah menyusul istrinya. Alhamdulillah tim dokter sudah memberi tindakan. Hatinya semakin lega. Ditatapnya wajah Aisyah dengan penuh kasih yang dibalas sama.
"Bagaimana istri saya dok?" Tanya Abdullah.
"Oh iya. Istri Anda kondisinya baik. Insha Allah sebentar lagi melahirkan. Sudah pembukaan empat. Ruang bersalin sedang dipersiapkan." Jawab dokter sambil tersenyum.
"Alhamdulliah. Boleh saya mendapingi istri saya nanti dok?"
"Silakan. Kehadiran bapak saat proses persalinan justru lebih baik. Kehadiran bapak akan menjadi tambahan kekuatan bagi ibu."
Abdullah dan Aisyah saling tatap. Senyum bahagia menghias wajah mereka. Kebahagiaan melingkupi mereka. Abdullah mengecup kening sambil memegang tangan Aisyah. Sebentar lagi, malaikat yang mereka nantikan akan lahir kedunia. Malaikat yang akan menjadi penyejuk pandang mata mereka. Malaikat yang akan menambah bahagia rumah tangga mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H