Mohon tunggu...
Ibn Jabal
Ibn Jabal Mohon Tunggu... Freelancer - Bukan Putra Mahkota

masih mencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Online Discussion Group Santai, Bercanda, tapi Bermanfaat

28 Januari 2020   12:46 Diperbarui: 28 Januari 2020   12:49 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika laki-laki punya 2 nilai dan perempuan punya 1 nilai, maka keadilan adalah mengangkat nilai 1 tersebut sederajat dengan nilai 2, bukan dengan menambahkan sehingga sama-sama bernilai 2. Sebab, dibawa ke teori manapun antara laki-laki dan perempuan adalah dua makhluk yang berbeda.

3. Dimana umat islam dan muslim?

Pembahasan ini berawal dari jargon terkenal dari tokoh pembaharu Islam, Muhammad Abduh : "aku pergi ke negara Barat, kudapati Islam disana, tapi tidak kulihat muslim disana. Sebaliknya, aku pergi ke negara Timur, disana kudapati muslim tapi tidak kulihat agama Islam".

Jargon tersebut menjadi semacam pukulan dan titik kesadaran akan ketertinggalan kita dari barat. Dari segi pendidikan, teknologi dan tentunya kebersihan. Negara Barat punya semuanya tapi Timur hanya sebatas konsumen mereka.

Kenapa hal ini terjadi? Tentu tak mudah menjawabnya, harus kita kembalikan kemasing-masing pribadi, seberapa mereka telah memahami dan mengamalkan nilai-nilai Islam.

Sebab dalam Islam tidak melulu tentang urusan dunia. Mungkin kita hari ini tertinggal dari Barat, tapi apakah kita lebih rendah kedudukannya saat di alam akhirat nanti?

Bukankah sebuah kenikmatan tersendiri saat setiap harinya kita bisa melihat orang yang sujud dan menghamba kepada penciptanya, daripada melihat budaya kebebasan sex di Barat?!

Demikian adalah kesimpulan terbatas diskusi yang kami lakukan, semoga dapat memberikan manfaat. Dan banyak terimakasih penulis ucapakan kepada IKADHA Rembang, yang selalu aktif dalam melestarikan tradisi yang baik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun