Salah satu kajian filsafat yang membahas tentang cara berfikir yang benar adalah kajian logika, di sini saya mengambil refrensi dari buku Ihwal sesat pikir dan cacat logika karya Fahruddin Faiz. Menurut Bapak Fahruddin Faiz salah satu metode yang baik untuk belajar kajian logika ini dengan cara mengenal kesalahan-kesalahan dalam berfikir, ada apa saja ? setidaknya ada dua pembahasan jika bicara tentang kesalahan berfikir, yaitu bias kognitif (bias dalam berfikir) dan Logical fallacy (kesesatan berfikir), di sini saya hanya membahas tentang 3 jenis bias kognitif dari 33 bias kognitif yang ada di buku Ihwal sesat pikir dan cacat logika, karya Fahruddin Faiz.
1. ACTION BIAS
Coba perhatikan kisah monyet di paragraf  yang saya beri tanda (1). Si monyet tidak tahu apa maksud acara tersebut tapi ia tetap datang ke acara perayaan, ini sama seperti halnya orang yang berbuat sesuatu tapi tidak tahu ketepatan, fungsi, maksud, efektivitas dari perbuatan yang dilakukan, kita sering terjebak dalam action bias. Di dalam bukunya, Pak Fahruddi Faiz memberikan contoh pernyataan-pernyataan yang mengandung Action bias, seperti
"Yang penting kerja"
"Yang penting sudah berusaha, hasilnya bisa dimaklumi"
"Yang penting ahlinya sudah bertindak, berarti urusan beres"
Coba berfikir sejenak sebelum melakukan aktivitas apapun. Selipkan pertanyaan, kenapa aku melakukan ini ? jika dirasa alasannya baik maka lakukan dengan semangat, jika alasannya kurang logis atau kurang baik maka berusahalah cari  alasan lain. Jika benar-benar tidak ditemukan alasan yang baik maka ganti dengan aktivitas lain, dengan ini kita sudah mencegah diri kita dari perbuatan sia- sia atau action bias.
Dosen, mahasiswa, sampai dokter suka terjebak dalam action bias. Dosen yang menganggap mahasiswanya yang sudah mengumpulkan tugas makalah lalu menganggap dengan makalah itu berarti si mahasiswa sudah bisa atau paham di mata kuliah tersebut, padahal bisa jadi isinya hanya hasil copy paste google, jasa joki, atau lain sebagainya yang tidak  menggambarkan keahlian atau kompeten dari si mahasiswa, yang penting kumpulin tugas, lalu diluluskan.
Mahasiwa yang ditunjuk tiba-tiba untuk presentasi didepan kelas, belum ada persiapan sebelumnya, sering kali menggunakan strategi action bias, yang penting ngomong di depan kelas, yang penting tampak lancar meskipun keliru.
Dokter yang mengobati pasiennya dengan obat pereda rasa sakit karena belum bisa memastikan penyakit dari pasien tersebut, yang terpenting diberikan obat dahulu meskipun belum tepat dengan penyakit intinya. Dampak negatif dari action bias adalah Kesia-siaan perbuatan (proses) sehingga hasilnya kurang maksimal atau bahkan tidak mendapatkan benefit dari perbuatan (proses) tersebut.
2. AVAIBILITY BIAS