Mohon tunggu...
Lindan
Lindan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebaiknya Tidak Memprovokasi Veronica Tan untuk Berpolitik

24 Mei 2017   14:39 Diperbarui: 24 Mei 2017   14:50 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari level DKI saja sudah sulit bagaimana dengan level Nasional?  Belum lagi sosok kontroversial Ahok dengan mulut kotornya, rasanya kok berobsesi  untuk menjadikan Ahok sebagai  Wakil Presiden itu sangat jauh dari jangkauan logika.

Logika itu akhirnya membawa ke logika berikutnya : Jangankan Veronica Tan, Ahok sendiri yang maju untuk menjadi Cawapres 2019 saja sudah sangat sulit membayangkannya.

2.Yon Bayu menganalisa bahwa Smart, Muda dan Cantik adalah modal Veronica Tan untuk berpolitik. Kalau menurut saya sih mohon maaf bahwa Kriteria-kriteria itu sangat jauh untuk  berhubungan dengan prasyarat politisi papan atas. Kriteria Smart itu terlalu umum dan terlalu luas rangenya. Kriteria Muda itu tidak dikenal sebagai factor signifikan untuk popularitas maupun elektabilitas. Dan Cantik atau Ganteng itu nomor sepuluh dari sosok politisi yang diinginkan masyarakat. Cantic dan ganteng itu hanya bumbu penggugah selera saja sementara factor utamanya lebih kepada sosok yang bisa membumi atau tidak.

Ketiga kriteria ini tidak pantas untuk dijadikan analisa sebagai syarat Politisi di level Nasional.

3.Yon Bayu berargumen bahwa Veronica Tan sudah kenyang pahit-manisnya dunia politik karena sudah lama mendampingi suaminya sejak dari Belitung Timur.  Saya pikir Kriteria ini juga terlalu kecil kualitasnya untuk disebut sebagai  Modal Berpolitik.

Sangat banyak istri-istri para Politisi Nasional yang belasan tahun hingga puluhan tahun mendampingi suaminya yang berprofesi sebagai Politisi tetapi sepertinya tidak ada satupun yang pernah berpikir kea rah sana.

Kalau di Daerah-daerah di level Kabupaten/Kota untuk kondisi itu memang masih masuk akal. Link Politik dari suaminya memang sangat masuk akal digunakan sebagai modal politik untuk bertarung di Pilkada. Massa pendukung juga mudah dikondisikan.

Tetapi kalau di level Nasional,  rasanya sangat sulit untuk membayangkan siapapun baik Pria maupun Wanita yang ingin menjadi Cawapres tetapi tidak punya dukungan massa dalam level nasional.

Mohon maaf untuk pak Yon Bayu. Saya menghargai  harapan anda sebagai Pendukung Ahok tetapi rasanya bila menggulirkan ide yang maaf terlalu dangkal kepada para pendukung Ahok itu hanya wacana yang kurang mencerdaskan. Saya kuatir bila ide itu membesar maka hanya akan menjadi  ketidak-cerdasan masal pada para pendukung Ahok. Maaf mungkin saya berlebihan tetapi memang begitulah pendapat saya.

Saya mengatakan hal itu karena selama ini banyak sekali pendukung Ahok yang asal mendukung.  Entah karena factor sama-sama double minority entah karena factor sudah dalam terprovokasi oleh media-media mainstream sehingga mereka tidak bisa melihat kekurangan dari sosok Ahok sesungguhnya.

Mereka mendukung Ahok secara gila-gilaan. Membutakan mata dan pikiran mereka sehingga mereka tidak menyadari realitas sebenarnya bahwa Ahok begitu kontroversial.  Kontroversial di Kasus-kasus Sumber-waras dan Reklamasi dan kontroversial atas ucapan-ucapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun