Data yang terkumpul akan diolah dan dianalisis menggunakan metode statistik untuk survei opini publik, serta analisis teks dan sentimen untuk konten media sosial. Hasil analisis ini akan diinterpretasikan dengan mempertimbangkan kerangka teoretis dari tinjauan pustaka. Melalui pendekatan campuran ini, diharapkan dapat dihasilkan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif tentang pengaruh kampanye politik di era digital terhadap partisipasi masyarakat dan dinamika demokratisasi di Indonesia menjelang Pemilu 2024.
Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil Analisis Konten Media Sosial
Dari analisis konten media sosial, terlihat bahwa kampanye politik di era digital memberikan dimensi yang lebih personal dan terjangkau. Kandidat cenderung lebih aktif berinteraksi langsung dengan pemilih melalui platform seperti Twitter dan Instagram. Namun, hasil juga menunjukkan bahwa kecenderungan ini membawa risiko penyebaran informasi palsu atau tidak diverifikasi. Pesan kampanye yang bersifat emosional atau kontroversial memiliki kecenderungan untuk mendapatkan perhatian yang lebih besar, bahkan jika mereka tidak selalu didasarkan pada fakta yang valid.
6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
Hasil survei opini publik menyoroti sejumlah faktor yang memengaruhi partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum. Tingkat pendidikan politik masyarakat tampaknya menjadi faktor kritis, di mana responden dengan tingkat pendidikan politik yang lebih tinggi cenderung lebih aktif dan kritis terhadap kampanye politik. Akses internet juga muncul sebagai elemen penting, memperlihatkan bahwa pemilih yang lebih terkoneksi secara digital cenderung lebih terpapar pada informasi politik dan lebih mungkin berpartisipasi.
6.3 Peran Media Sosial dalam Fokus Isu
Media sosial, pada satu sisi, memberikan panggung yang lebih terfokus pada isu-isu politik yang mendalam. Kandidat dapat dengan lebih efektif menyampaikan pesan mereka dan memicu diskusi yang lebih mendalam. Namun, di sisi lain, hasil juga menunjukkan bahwa media sosial memiliki potensi untuk memicu polarisasi dan konflik. Pemilih yang terjebak dalam filter bubble cenderung hanya terpapar pada sudut pandang yang sesuai dengan keyakinan mereka sendiri, menciptakan kesenjangan pandangan yang dapat merugikan dialog konstruktif.
6.4 Tantangan dan Konsekuensi Potensial
Dari hasil analisis, muncul beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam kampanye politik di era digital. Penyebaran informasi palsu dan risiko terperangkap dalam filter bubble dan echo chamber adalah isu-isu utama yang perlu diatasi. Diperlukan pendekatan yang lebih proaktif dalam meningkatkan literasi digital masyarakat dan memastikan kebenaran informasi yang disampaikan selama kampanye politik.
6.5 Relevansi dengan Tinjauan Pustaka