Ia enggan melepaskan senyum dari bibirnya yang terlanjur kukeramatkan kepada Tuhan. Ia mengerti kegilaanku, maka setiap kali bertemu kami hanya merayakan kebisuan yang suci. Berbicara dengan bahasa cinta sederhana yang tak semua orang pahami.Â
Senyum yang kukagumi, ciuman yang kuingingkan perlahan-lahan berubah jadi doa yang tak pernah diaminkan. Stefania, aku mencintai senyum dibibirmu.Â
Akan kutanyakan pada Tuhan, mengapa senyum harus ada pada bibir? Aku selalu teringat katamu, "jika senyumku tidak diletakkan pada bibir, kamu akan permainkan bibirku sampai kesakitan".
The End
Biodata Penulis
Ian Ck adalah nama pena dari Ian Christian. Mahasiswa semester VI pada Fakutas Filsafat Universitas Widya Mandira Kupang-Nusa Tenggara Timur. Karena kecintaan pada Puisi dan cerpen, sekarang bergabung dengan Komunitas Sastra Filokalia Kota Kupang. Bisa ditemui melalui media sosial, Facebook: Ian Christian, E-Mail; ckali86@yahoo.com .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H