Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Iduladha di Perantauan: Merayakan Kurban dengan Kuwah Beulangong dan Semangat Gotong Royong

18 Juni 2024   15:22 Diperbarui: 19 Juni 2024   08:00 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, Kuwah Beulangong pun matang! Saat mencicipinya bersama, ekspresi terkejut menghiasi wajah para tim yang perutnya keroncongan. Pedasnya membakar lidah, kening berkerut, bikin mata berselaput.

Keanekaragaman Kuliner Indonesia 

Masakan memang selalu mengundang beragam komentar, termasuk Kuwah Beulangng, dan itu hal yang wajar. Setiap orang memiliki preferensi rasa yang berbeda-beda. 

Pengalaman saya dengan Kuwah Beulangong di Jogja menjadi contoh. Rasa pedasnya yang kuat mungkin tidak cocok bagi semua orang, terutama bagi lidah orang Jogja yang terbiasa dengan rasa manis.

Dikasih gula saja, Mahéng!

Saya bisa memahami konteks adaptasi makanan, untuk berdagang mungkin cocok, meski di sisi lain itu justru mengurangi keotentikan Kuwah Beulangong.

 Kuwah Beulangng versi Ala-ala. Foto: Dok. Farika Maula
 Kuwah Beulangng versi Ala-ala. Foto: Dok. Farika Maula

Lalu apakah Kuwah Beulangong versi kepala chef ala-ala ini bisa disebut makanan khas Aceh? Tentu tidak!

Sama halnya dengan makanan khas Indonesia. Rendang? Memang terkenal hingga ke mancanegara, tapi tidak bisa mewakili Papua. Coto? Sangat identik dengan Makassar, tapi tidak mencerminkan kekayaan rasa Jogja.

Lantas, adakah "makanan" yang bisa mewakili Indonesia?

Mungkin, sejauh ini satu-satunya hidangan khas yang bisa mewakili Indonesia adalah makan uang rakyat, ya mungkin saja. Menurut saya loh ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun