Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Hidup adalah perpaduan cinta, tawa, dan luka. Menulis menjadi cara terbaik untuk merangkai ketiganya.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Rizal Ramli, Rajawali Ngepret yang Menolak Jabatan Internasional untuk Fokus Mengabdi di Indonesia

3 Januari 2024   17:10 Diperbarui: 3 Januari 2024   19:57 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah tidak lagi menjadi menteri, Rizal Ramli mendapatkan kepercayaan beberapa kali sebagai komisaris di perusahaan milik negara (BUMN), termasuk di antaranya PT Semen Gresik dan BNI.

Karir pemerintahannya sempat terhenti pada era Presiden SBY, namun Rizal Ramli kembali masuk ke pemerintahan saat masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada periode pertama.

Meskipun menduduki kursi pemerintahan, suara Rizal Ramli tetap lantang. Salah satu contoh kritik yang sangat terkenal adalah saat ia mengecam kebijakan privatisasi BUMN, dengan keyakinan bahwa langkah tersebut tidak memberikan keuntungan kepada rakyat Indonesia.

Selama masa jabatannya, Rizal Ramli terus mengungkapkan kritik terhadap berbagai kebijakan pemerintah, termasuk evaluasinya terhadap kebijakan pembangunan infrastruktur yang dianggapnya terlalu mahal dan tidak efisien.

Sikap Rizal tersebut menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang memiliki integritas dan keberanian yang tinggi. Ia tidak takut untuk menyuarakan kritik, bahkan ketika berada di dalam lingkaran kekuasaan. 

Seolah melanggar ajaran Abraham Lincoln yang menyatakan bahwa kekuasaan dapat menguji karakter seseorang, Rizal Ramli menunjukkan bahwa bagi dirinya, kekuasaan tidak mampu merubah esensi karakter. 

Ia tetap mempertahankan kepribadian yang berani dan kritis, bahkan ketika menduduki posisi di dalam lingkaran kekuasaan. 

Tokoh ekonomi senior sekaligus politisi itu kini telah berpulang pada Selasa (2/1) pukul 19.30 WIB di RS Cipto Mangunkusumo. Berita kepergiannya pun menghiasi beranda gawai saya.

Informasi kepergian Rizal membuat saya teringat ungkapan Coki Pardede, "Jangan korbankan kemajuan peradaban manusia hanya demi perasaan kita." Saya bertanya-tanya, mengapa pejabat kita selalu sensitif terhadap kritik? Bukankah justru kritik dapat membantu mereka memperbaiki kinerja?

Alih-alih memperbaiki kinerja, kenyataannya, kritik sering kali ditanggapi dengan defensif dan mempermasalahkan cara mengkritik yang dianggap kurang santun, provokatif, atau keluar dari konteks. 

Rizal Ramli, tokoh ekonomi senior, politisi kontroversial, meninggal dunia. Foto: KOMPAS.com/Syakirun Ni'am 
Rizal Ramli, tokoh ekonomi senior, politisi kontroversial, meninggal dunia. Foto: KOMPAS.com/Syakirun Ni'am 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun