Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Hidup adalah perpaduan cinta, tawa, dan luka. Menulis menjadi cara terbaik untuk merangkai ketiganya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jalan-Jalan Toleransi Gusdurian: Bangun Narasi Damai dengan Dialog

18 Desember 2023   00:04 Diperbarui: 18 Desember 2023   00:37 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejaring damai dan sinergi antara Santri Gusdur dan Pdt. Boydo Rajiv Hutagalung. Foto: Haliza Rosita.

Suasana semakin hangat dengan jamuan makan siang. Kami duduk melantai bersama, menikmati hidangan dan obrolan yang mengalir. Tawa dan canda tawa semakin riuh, menciptakan keakraban yang semakin erat.

Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, ngobrol adalah kunci untuk saling memahami. 

Kami telah menghabiskan waktu bersama selama berjam-jam, dan tidak terasa, kami harus mengakhiri pertemuan ini karena waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang [mhg].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun