Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Travel Writer

Lahir di Aceh, Terinspirasi untuk Menjelajahi Indonesia dan Berbagi Cerita Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Reuni Inspiratif FAA PPMI: Bersatoe dalam Keberagaman Menuju Masa Depan Indonesia yang Lebih Baik

30 Agustus 2023   18:33 Diperbarui: 30 Agustus 2023   18:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pedagang kaki lima dengan rapi menata gerobak mereka di antara deretan papan bunga di halaman Gedung Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Pagi yang terik beranjak menjadi siang pada Sabtu, 26 Agustus 2023 lalu.

Berbagai nama tokoh bangsa dan media besar menghiasi papan-papan bunga tersebut, termasuk Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

Suara-suara tentang masa depan Indonesia bergema di gedung Pascasarjana lantai 7 pada hari itu, ketika ratusan alumni pers mahasiswa (Persma) dari berbagai penjuru tanah air berkumpul untuk menghadiri reuni dan acara "temu kangen" yang terhimpun dalam Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI).

Dalam acara ini, para peserta mendiskusikan kondisi bangsa dari berbagai sudut pandang, sekaligus merumuskan peran alumni Persma untuk perbaikan kondisi Indonesia di masa depan.

Didirikan pada tanggal 24 Januari 2015, FAA PPMI telah menjadi wadah bersama bagi para alumni Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

FAA PPMI memiliki ribuan anggota yang bekerja di berbagai profesi dan pekerjaan, seperti politisi, peneliti, jurnalis, pengusaha, birokrat, dan lain sebagainya. Tidak sedikit di antara mereka yang telah menjadi tokoh nasional.

Reuni ini diadakan untuk bersatoe - menyatukan berbagai pemikiran dari berbagai kalangan tersebut. Temu kangen ini dilengkapi dengan diskusi bertajuk Memetakan Sumbangsih Alumni Pers Mahasiswa untuk Indonesia.

Pembicara dalam diskusi tersebut adalah Mantan Ketua Perludem dan mantan anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Didik Supriyanto, Kaprodi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Sri Wiyanti Eddyono, Budayawan dan Pendiri Omah Dongeng Marwah Hasan, Aoni Aziz US, Promotor Musik Anas Alimi, dan Pengusaha Asep Wahyu.

Selain itu, para peserta reuni merumuskan beberapa rekomendasi untuk Indonesia di masa depan. Ada lima poin rekomendasi yang diberikan:

  • Mendorong media untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara independen dan profesional.
  • Menyerukan kepada para bakal calon presiden dan wakil presiden untuk menahan diri dari sikap saling serang dan menjatuhkan demi terciptanya pemilu yang damai.
  • Menolak kejahatan politik dalam bentuk apapun.
  • Mendorong penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang independen dan profesional.
  • Menolak penindasan terhadap kelompok minoritas dengan dalih apapun dan dalam bentuk apapun.

Selama delapan tahun berdiri, FAA PPMI telah melakukan banyak hal. Telah membuat program-program kerja nyata untuk memberikan sumbangsih pemikiran terkait berbagai isu dan permasalahan bangsa dengan memanfaatkan sumber daya profesional yang melimpah.

Salah satu bentuknya adalah penyelenggaraan diskusi publik secara rutin yang berlangsung 1-2 kali setiap bulan. Diskusi-diskusi publik ini selalu mengangkat tema-tema yang sesuai dengan isu-isu penting dan terkini.

Dengan memanfaatkan banyaknya anggota FAA PPMI yang tersebar di berbagai media massa, rekomendasi hasil diskusi FAA PPMI selalu dimuat dalam pemberitaan di televisi, radio, online, dan media cetak nasional maupun lokal.

Hasilnya, setiap acara diskusi menghasilkan solusi konkret dari setiap permasalahan dan mampu membangun opini publik serta memberikan pengaruh kepada para pengambil kebijakan.

Hingga saat ini, para mantan aktivis PPMI tetap konsisten dengan komitmen dan idealisme mereka dalam memimpikan masa depan bangsa di bidang profesi masing-masing. Sebagai contoh, Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, adalah sosok yang ramah, mudah didekati, dan rendah hati.

Dia menentang "protokol" konvensional yang umum dari seorang wakil menteri ketika terlibat dengan FAA PPMI. Di tengah-tengah acara Klangenan (sejenis malam keakraban), acara reuni lanjutan di Prambanan Jazz Cafe, meskipun ia seorang wakil menteri, ia mengatakan, "Semangat membongkar otoritarianisme rezim Orde Baru masih ada sampai sekarang."

Semasa mahasiswa Nezar pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Pijar di Fakultas Filsafat UGM pada tahun 1990-an.

Mengumpulkan ratusan tokoh alumni Persma dalam satu acara bukanlah hal yang mudah, terutama mengingat beragamnya profesi dan kesibukan hingga perbedaan pilihan politik di antara para alumni.

Namun, FAA PPMI dan PPMI sendiri merupakan "rumah" bagi mereka, sehingga berkat rasa saling memiliki yang kuat, persatuan itu muncul kembali. Terlepas dari profesi atau kecenderungan politik, ketika kita "pulang ke rumah", kita tetap bersatoe dan harmonis.

Saya secara pribadi merasa bahwa organisasi ini adalah miniatur dari "rakyat Indonesia", di mana orang-orang dari berbagai suku, ras, daerah, bahkan agama dari Aceh sampai Papua berkumpul dengan berbagai kecenderungan, pola pikir, usia, serta perbedaan generasi.

Dengan berbagai latar belakang ekonomi, bahkan masyarakat biasa dan pengusaha kaya pun hadir di sini. Tujuannya adalah untuk membentuk sebuah wadah bersama yang dapat menampung berbagai pemikiran para alumni PPMI, sekaligus sebagai upaya mewujudkan republik yang lebih baik.

Menurut saya pribadi, FAA PPMI juga bisa diibaratkan sebagai sebuah klub sepakbola. Ada yang berposisi sebagai penjaga gawang, pemain bertahan, gelandang, dan striker. Setiap anggota berada di perannya masing-masing, namun tujuannya tetap sama.

Tujuan besar organisasi ini adalah menciptakan sebuah entitas yang beragam, yang memperjuangkan Indonesia yang demokratis dan berkeadilan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, FAA PPMI mendukung media yang independen dan profesional, pemilu yang damai, tidak ada toleransi terhadap kejahatan politik, penegakan hukum yang adil dan tidak memihak, serta perlindungan terhadap hak-hak minoritas sesuai dengan amanat UUD 1945 dan Pancasila.

"Majelis Pertimbangan Organisasi FAA PPMI, Rommy Fibri, Memberikan Keterangan Pers. Foto: Dokumentasi FAA PPMI.
Prinsip-prinsip ini ditanamkan dalam pola pikir setiap anggota FAA PPMI. Tentu saja, mewujudkan prinsip-prinsip tersebut dalam skala nasional adalah tantangan yang kompleks. Namun, dengan kerja keras, kesadaran kolektif, dan kolaborasi lintas masyarakat, Indonesia memiliki potensi untuk merangkul dan mengamalkan prinsip-prinsip tersebut demi menciptakan masyarakat yang lebih demokratis, adil, dan inklusif.

Saya telah menyaksikan potensi ini secara langsung, dalam debat larut malam yang berlangsung hingga dini hari di FAA PPMI. Di sana, saya telah melihat semuanya - diskusi yang berapi-api, adu argumen, dan pada akhirnya harmoni tawa bersama.

Setiap individu diciptakan secara unik, untuk itu, dengan alasan yang sama, tidak semua alumni Persma harus menjadi jurnalis; sah-sah saja untuk menjadi pegawai negeri, pengusaha, atau apa pun yang dipilih. Dalam keberagaman pilihan karier ini, semangat dan nilai-nilai yang dipelajari dari pengalaman di FAA PPMI tetap menjadi pendorong dalam mencapai tujuan bersama bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Selama mereka tidak mengorbankan nilai-nilai yang telah ditanamkan selama bertahun-tahun di PPMI dan FAA PPMI - kemandirian, profesionalisme, dan tanggung jawab sosial - kita dapat berkembang di tengah perbedaan, selama cinta dan tawa tetap ada.

"Because life is about love and laughter."

***

Jika Anda telah sampai di sini, terima kasih telah membaca. Jangan ragu untuk meninggalkan kritik dan saran di kolom komentar agar saya dapat menulis dengan lebih baik lagi. [Mhg].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun