Dengan memanfaatkan banyaknya anggota FAA PPMI yang tersebar di berbagai media massa, rekomendasi hasil diskusi FAA PPMI selalu dimuat dalam pemberitaan di televisi, radio, online, dan media cetak nasional maupun lokal.
Hasilnya, setiap acara diskusi menghasilkan solusi konkret dari setiap permasalahan dan mampu membangun opini publik serta memberikan pengaruh kepada para pengambil kebijakan.
Hingga saat ini, para mantan aktivis PPMI tetap konsisten dengan komitmen dan idealisme mereka dalam memimpikan masa depan bangsa di bidang profesi masing-masing. Sebagai contoh, Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, adalah sosok yang ramah, mudah didekati, dan rendah hati.
Dia menentang "protokol" konvensional yang umum dari seorang wakil menteri ketika terlibat dengan FAA PPMI. Di tengah-tengah acara Klangenan (sejenis malam keakraban), acara reuni lanjutan di Prambanan Jazz Cafe, meskipun ia seorang wakil menteri, ia mengatakan, "Semangat membongkar otoritarianisme rezim Orde Baru masih ada sampai sekarang."
Semasa mahasiswa Nezar pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Pijar di Fakultas Filsafat UGM pada tahun 1990-an.
Mengumpulkan ratusan tokoh alumni Persma dalam satu acara bukanlah hal yang mudah, terutama mengingat beragamnya profesi dan kesibukan hingga perbedaan pilihan politik di antara para alumni.
Namun, FAA PPMI dan PPMI sendiri merupakan "rumah" bagi mereka, sehingga berkat rasa saling memiliki yang kuat, persatuan itu muncul kembali. Terlepas dari profesi atau kecenderungan politik, ketika kita "pulang ke rumah", kita tetap bersatoe dan harmonis.
Saya secara pribadi merasa bahwa organisasi ini adalah miniatur dari "rakyat Indonesia", di mana orang-orang dari berbagai suku, ras, daerah, bahkan agama dari Aceh sampai Papua berkumpul dengan berbagai kecenderungan, pola pikir, usia, serta perbedaan generasi.
Dengan berbagai latar belakang ekonomi, bahkan masyarakat biasa dan pengusaha kaya pun hadir di sini. Tujuannya adalah untuk membentuk sebuah wadah bersama yang dapat menampung berbagai pemikiran para alumni PPMI, sekaligus sebagai upaya mewujudkan republik yang lebih baik.
Menurut saya pribadi, FAA PPMI juga bisa diibaratkan sebagai sebuah klub sepakbola. Ada yang berposisi sebagai penjaga gawang, pemain bertahan, gelandang, dan striker. Setiap anggota berada di perannya masing-masing, namun tujuannya tetap sama.
Tujuan besar organisasi ini adalah menciptakan sebuah entitas yang beragam, yang memperjuangkan Indonesia yang demokratis dan berkeadilan.