Untuk mewujudkan hal tersebut, FAA PPMI mendukung media yang independen dan profesional, pemilu yang damai, tidak ada toleransi terhadap kejahatan politik, penegakan hukum yang adil dan tidak memihak, serta perlindungan terhadap hak-hak minoritas sesuai dengan amanat UUD 1945 dan Pancasila.
Prinsip-prinsip ini ditanamkan dalam pola pikir setiap anggota FAA PPMI. Tentu saja, mewujudkan prinsip-prinsip tersebut dalam skala nasional adalah tantangan yang kompleks. Namun, dengan kerja keras, kesadaran kolektif, dan kolaborasi lintas masyarakat, Indonesia memiliki potensi untuk merangkul dan mengamalkan prinsip-prinsip tersebut demi menciptakan masyarakat yang lebih demokratis, adil, dan inklusif.
Saya telah menyaksikan potensi ini secara langsung, dalam debat larut malam yang berlangsung hingga dini hari di FAA PPMI. Di sana, saya telah melihat semuanya - diskusi yang berapi-api, adu argumen, dan pada akhirnya harmoni tawa bersama.
Setiap individu diciptakan secara unik, untuk itu, dengan alasan yang sama, tidak semua alumni Persma harus menjadi jurnalis; sah-sah saja untuk menjadi pegawai negeri, pengusaha, atau apa pun yang dipilih. Dalam keberagaman pilihan karier ini, semangat dan nilai-nilai yang dipelajari dari pengalaman di FAA PPMI tetap menjadi pendorong dalam mencapai tujuan bersama bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Selama mereka tidak mengorbankan nilai-nilai yang telah ditanamkan selama bertahun-tahun di PPMI dan FAA PPMI - kemandirian, profesionalisme, dan tanggung jawab sosial - kita dapat berkembang di tengah perbedaan, selama cinta dan tawa tetap ada.
"Because life is about love and laughter."
***
Jika Anda telah sampai di sini, terima kasih telah membaca. Jangan ragu untuk meninggalkan kritik dan saran di kolom komentar agar saya dapat menulis dengan lebih baik lagi. [Mhg].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H