Dengan melibatkan partisipasi masyarakat, pendekatan ini menekankan pada perbaikan infrastruktur dan layanan publik untuk meningkatkan kualitas hidup.
Dalam konteks Pulau Runduma, selain menjadi penghasil ikan, juga merupakan penghasil kopra dan produk olahan kelapa yang cukup melimpah.
Dalam pendekatan Community Development, implementasi program misalnya, dapat dilakukan dengan membangun alat bahkan pabrik yang bisa mengolah kelapa menjadi Virgin Coconut Oil (VCO).
Dengan adanya fasilitas pengolahan VCO ini, masyarakat Pulau Runduma dapat meningkatkan nilai tambah produk kelapa mereka dan membuka peluang baru dalam industri pengolahan kelapa.
Kedua, Pendekatan Community Empowerment bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan pelatihan keterampilan, pengetahuan, dan akses informasi.
Di Pulau Runduma, masyarakat diberdayakan melalui pelatihan pengolahan VCO dan manajemen bisnis, sehingga mereka dapat mengelola produksi VCO secara mandiri.
Sementara ketiga, adalah Pendekatan Community Organization fokus pada pembentukan atau penguatan organisasi masyarakat untuk memperjuangkan kepentingan dan memecahkan masalah.
Strategi yang digunakan biasanya dengan membentuk organisasi. Misalnya dalam konteks Pulau Runduma, membentuk organisasi petani kelapa atau kelompok usaha VCO yang berperan menjaga keberlanjutan produksi, berkolaborasi dengan pihak Barakati Indonesia, hingga mengadvokasi kebijakan dan regulasi yang mendukung industri VCO ini.
Pendekatan ini, menurut saya, yang dimaksud oleh Roem Topatimassang, tidak boleh diabaikan oleh para volunteer. Dan ini tentu hanya contoh, karena potensi di Pulau Runduma bukan hanya kelapa, tapi juga kekayaan biota laut yang lainnya.
Sebelum webinar ini berakhir, ada pertanyaan menggelitik dari Putri Oktaviana, calon penerima fully funded dari Kebumen; apakah setiap kegiatan volunteering ada kolaborasi dengan pemerintah? Apa kontribusi pemerintah?
Ahmad Musawwir, yang sudah bertahun-tahun melakukan pengabdian di berbagai tempat, menjawab dengan hati-hati.