Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang seringkali membawa kita ke dalam disrupsi, terutama di media sosial, di mana aspek "sosialnya" masih dipertanyakan, adakalanya kita perlu berhenti sejenak dan merenung tentang bagaimana kita bisa memberi dampak positif pada masyarakat di sekitar kita.
Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk memberikan dampak, mulai dari bergabung dalam komunitas, hingga terjun langsung untuk mengabdi di masyarakat tertentu yang membutuhkan perhatian lebih.
Pengabdian dan kerja sukarela, atau yang lebih dikenal dengan istilah volunteer, merupakan salah satu kegiatan dengan potensi besar untuk menciptakan perubahan positif itu sendiri.
"Menjadi volunteer tidak mudah, yang diutamakan dari pengabdian kita adalah membaur dengan masyarakat, berbincang, bahkan menghirup udara yang sama dengan masyarakat," kata Rati Chairunnisa, salah satu calon volunteer dari Medan dalam Webinar Sharing Lolos Kegiatan Ekspedisi yang diselenggarakan oleh Barakati Indonesia, Senin, 24 Juli 2023, melalui kanal Zoom Meeting.
Pendapat itu senada dengan apa yang disampaikan oleh Ahmad Mussawir, pemateri dalam webinar tersebut. Menurut Ahmad, menjadi volunteer harus dilakukan tanpa tedeng aling-aling, bukan untuk mencari keuntungan pribadi, tetapi memberikan apa yang mampu kita berikan.
"Mari kita artikan volunteer sebagai sebuah pekerjaan yang dilakukan bukan hanya dengan penuh suka, tetapi juga karena rela," katanya.
Salah satu prasyarat untuk menjadi pengabdi yang baik adalah pintar berkomunikasi dan berbasa-basi dengan masyarakat setempat, agar semua program kerja dapat diterima.
Menurut Ahmad, ini sangat penting agar menjadi pembelajaran, sehingga program yang disusun bisa lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Terkadang, dalam banyak kasus, tidak sedikit program kerja yang tidak sinergis dengan kondisi masyarakat, dan bahkan dalam kasus yang lebih parah, ada peserta pengabdian Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diusir karena disharmonis dengan warga setempat.
Dalam buku Mengorganisir Rakyat: Refleksi Pengalaman Pengorganisasian Rakyat di Asia Tenggara yang ditulis oleh Jo Hann Tan dan Roem Topatimassang, mereka menulis beberapa poin yang harus diperhatikan oleh volunteer.