Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pernikahan Berbasis Mahabbah: Kisah Inspiratif Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah

23 Juni 2023   13:51 Diperbarui: 23 Juni 2023   14:03 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, dalam kosmologi Islam, cinta perempuan melahirkan ketaatan, sementara ketaatan laki-laki akan melahirkan cinta. Inilah perbedaan mendasar yang menjadi landasan dalam hubungan antara Ali bin Abi Thalib dengan Sayyidah Fatimah.  

Sayyidah Fatimah dan Imam Ali menjadi contoh teladan dalam membangun sebuah rumah tangga, bukan hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi seluruh umat manusia. 

Pernikahan mereka memberikan gambaran tentang bagaimana mahabbah (cinta yang penuh kasih dan pengertian) tumbuh dari ketaatan dan kecintaan. 

Orientasi mahabbah ini berbasis pada pendidikan spiritual. Cinta, adalah sesuatu yang tidak dapat didefinisikan, memiliki sifat ruhaniah dan spiritual. Ketika suatu "perasaan" dapat dijelaskan secara definisi, itu bukanlah cinta, melainkan "kalkulasi." 

Kalkulasi sendiri bersifat materialistik dan dapat hilang karena faktor-faktor tertentu. 

Oleh karena itu, jangan heran seperti yang telah disinggung di awal tulisan, banyak orang mengalami perceraian karena mereka tidak mampu membawa "mahabbah" ke dalam rumah tangga mereka, karena pernikahan mereka tidak didasarkan pada dimensi spiritual, melainkan hanya dimensi fisik semata. 

***

Jika Anda telah sampai di sini, terima kasih telah membaca. Jangan ragu untuk meninggalkan kritik dan saran di kolom komentar agar saya dapat menulis dengan lebih baik lagi. [Mhg].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun