Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pernikahan Berbasis Mahabbah: Kisah Inspiratif Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah

23 Juni 2023   13:51 Diperbarui: 23 Juni 2023   14:03 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, jika dirupiahkan, 400 dirham setara dengan sekitar 1,7 juta rupiah. 

Pernikahan agung mereka menjadi bukti bahwa kekayaan sejati tidak terletak pada materi yang melimpah, melainkan dalam nilai-nilai, cinta, dan komitmen yang terjalin di antara pasangan. 

Nabi Muhammad saw. tidak menunjukkan kemewahan dalam penyelenggaraan pernikahan anaknya bukan karena ketidakmampuannya, melainkan sebagai contoh agar umatnya tidak terbebani oleh tuntutan-tuntutan materi. 

Setelah pernikahan Imam Ali dan Sayyidah Fatimah, Nabi Muhammad saw. juga menunjukkan perhatian dan kepeduliannya terhadap kebahagiaan putrinya. 

Beliau mengunjungi Fatimah pada hari pertama setelah pernikahan, kemudian kembali lagi empat hari setelahnya untuk bertanya tentang kabar suami Fatimah, Ali, serta keadaan Fatimah sendiri. 

Tindakan ini menunjukkan bahwa seorang orang tua memiliki peran penting dalam memastikan kebahagiaan anaknya setelah menikah. 

Dalam kuliah umum yang disampaikan melalui Channel YouTube Rumah Cinta Fatimah tersebut, Safwan menjelaskan bahwa dalam ajaran Islam, tidak ada konsep domestikasi dalam hubungan suami-istri.

Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra menjadi contoh nyata bagaimana mereka aktif terlibat dalam diskusi untuk menentukan pembagian tugas di dalam rumah tangga mereka. 

Ali bin Abi Thalib tidak pernah memerintahkan Fatimah Az-Zahra untuk terbatas pada pekerjaan rumah saja. Sebaliknya, mereka secara bersama-sama berdiskusi dan mencapai kesepakatan mengenai tugas-tugas yang akan mereka jalankan. 

Bahkan dalam sebuah riwayat, Ali bin Abi Thalib merasa tidak tega melihat Fatimah Az-Zahra harus bekerja keras menggiling gandum. Ali bin Abi Thalib kemudian mengusulkan agar Fatimah Az-Zahra menyampaikan kekhawatirannya kepada Rasulullah untuk mencari seorang asisten rumah tangga. 

Namun, Rasulullah tidak memenuhi permintaan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun