Contoh yang dikemukakan oleh Franklin Foer dalam bukunya Memahami Dunia Lewat Sepak Bola adalah di Skotlandia, di mana pendukung sepak bola terbentuk berdasarkan agama warga negaranya.
Rivalitas antara pendukung kesebelasan Glasgow Rangers yang mewakili agama Protestan dengan pendukung kesebelasan Celtic yang mewakili agama Katolik menjadi contoh yang mencolok.Â
Tingginya tingkat fanatisme di antara para pendukung Rangers dan Celtic tidak hanya terjadi di dalam lapangan, tetapi juga meluas di luar lapangan.Â
Euforia menyambut laga uji coba antara Timnas Indonesia dan Argentina di Stadion Gelora Bung Karno pada tanggal 19 Juni 2023 merupakan bukti nyata betapa sepak bola memiliki pengaruh yang mendalam dalam masyarakat. Â
Argentina sendiri dikenal sebagai negara di mana sepak bola benar-benar menjadi agama.Â
Hal ini dapat dilihat dari bagaimana para penggemar sepak bola di sana menjadikan Diego Armando Maradona, bintang sepak bola legendaris Argentina, sebagai simbol yang agung.Â
Dalam buku  Sepak Bola Seribu Tafsir, Eddward S. Kennedy menjelaskan bahwa di Argentina, sekelompok orang bahkan mendirikan Gereja Maradoniana, yang dikenal sebagai Iglesia Maradoniana.
Mereka menahbiskan diri mereka sebagai umat Maradona dan mengkultuskan serta memuja sosok Maradona.Â
Puncak fanatisme dalam pengkultusan Maradona ini tidak terjadi tanpa alasan yang kuat. Momen yang menjadi tonggak penting dalam proses pengkultusan tersebut adalah gol kontroversial yang dipersembahkan oleh Maradona pada pertandingan perempat final Piala Dunia di Meksiko pada Minggu, 22 Juni 1986, ketika Argentina melawan Inggris.Â
Gol tersebut kemudian dikenal sebagai "gol tangan Tuhan," dan menjadi momen ikonik yang memberikan kontribusi besar dalam pengkultusan Maradona.
Pertandingan tersebut juga menjadi momen bersejarah di mana Argentina, yang dikenal dengan julukan Albiceleste, berhasil mengangkat trofi Piala Dunia untuk terakhir kalinya.Â