Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Euforia Timnas Indonesia vs Argentina: Dari Pengganti Agama hingga Kesedihan Tanpa Messi

19 Juni 2023   00:07 Diperbarui: 19 Juni 2023   13:29 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak bola, dewasa ini lebih dari sekadar olahraga yang mempertemukan ketangkasan dan strategi untuk memenangkan sebuah pertandingan. 

Di dunia modern seperti sekarang, tempat ibadah kian sepi dan telah digantikan oleh stadion yang dipenuhi ribuan penggemar yang bersorak-sorai. Sebuah pertanyaan kemudian muncul: apakah sepak bola telah menggantikan agama sebagai wadah penghormatan dan kehidupan spiritual?  

Di Inggris misalnya,  hanya 13% jama'at yang menghadiri gereja sejak tahun 1992. Gereja yang dulu menjadi pusat spiritualitas kini harus berbagi sorotan dengan industri sepak bola yang semakin mendominasi perhatian publik. 

Dalam jurnal berjudul Religiusitas Sepak Bola dalam Rezim Media: Perspektif Fans Sepak Bola Indonesia, Iswandi Syahputra bahkan menganalogikan Piala Dunia sebagai sebuah perayaan atau ritual akbar yang menyerupai ibadah haji. 

Ia berpendapat bahwa Piala Dunia mampu mempertemukan keyakinan bersama dalam berbagai perbedaan yang ada. 

Lebih lanjut, penelitian Iswandi mengungkapkan bahwa dalam sepak bola Eropa, lapangan rumput hijau di stadion dianggap sebagai wilayah yang paling sakral. Sejumlah klub besar bahkan melarang pengunjung untuk menyentuh rumput lapangan tersebut. 

Sebagai contoh, di Camp Nou, markas klub Barcelona FC, rumput lapangan diawetkan dan dijual kepada para penggemar yang ingin memegangnya. Demikian pula, ruang ganti pemain di stadion seperti Santiago Bernabeu, markas klub Real Madrid, dan Arena Stadium, markas klub Juventus, dianggap sebagai tempat sakral yang tidak boleh dimasuki atau disentuh oleh pengunjung.

Tidak hanya itu, beberapa benda seperti piala, jersey, sepatu pemain, bendera, dan dokumen bersejarah juga dianggap sebagai benda-benda sakral yang tidak boleh disentuh. 

Selain benda-benda sakral yang telah disebutkan sebelumnya, fanatisme pendukung juga menjadi bukti sosiologis bahwa sepak bola seringkali dikaitkan dengan agama. 

Meskipun sebagian penggemar sepak bola mungkin berasal dari latar belakang agama tertentu, fanatisme yang tinggi dalam sepak bola dapat menciptakan identitas yang mirip dengan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun