Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Krisis Lahan Makam di Jakarta: Konsep Makam Jannatul Ma'la dan Capsula Mundi Jadi Alternatif Solusi?

18 Juni 2023   16:40 Diperbarui: 19 Juni 2023   15:12 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acak Saji di Desa Trunyan, Bali. Foto: Flickr / Petter Thorden via kumparan.com

Namun, di tengah mayoritas masyarakat Muslim di Indonesia, hal tersebut belum menjadi alasan yang meyakinkan untuk mengaplikasikan pemakaman dengan konsep Capsula Mundi. 

Meskipun di Indonesia sendiri terdapat konsep yang mirip dengan Capsula Mundi yang disebut Passiliran, seperti yang sudah disinggung sebelumnya.  

Salah satu solusi yang masuk akal untuk mengatasi krisis lahan makam saat ini adalah dengan menerapkan sistem tumpang kuburan. Konsep ini memberikan alternatif yang efisien dalam mengatasi permasalahan tersebut. 

Sistem tumpang kuburan melibatkan proses pemakaman dengan menumpuk jenazah di dalam satu liang lahat. 

Dalam sistem ini, sebuah makam baru dapat ditumpangi jika sudah berlalu tiga tahun sejak pemakaman terakhir, dan tentunya dengan persetujuan dari keluarga jenazah yang akan ditumpangi.

Aturan yang mengatur pemakaman tumpang ini tertuang dalam Perda Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemakaman.  

Dengan menerapkan sistem tumpang kuburan, lahan makam dapat dimanfaatkan secara lebih efisien, mengurangi tekanan terhadap ketersediaan lahan, dan memberikan solusi praktis dalam menghadapi krisis lahan makam. 

Namun, solusi tumpang makam juga memiliki batas waktu. Karena menumpang makam juga lambat laun akan terisi penuh.

Jadi, apakah Makam Jannatul Ma'la atau konsep Capsula Mundi dari Anna Citelli dan Raoul Bretzel akan menjadi solusi masa depan? Kemungkinan besar, jawabannya adalah ...  

***

Jika Anda telah sampai di sini, terima kasih telah membaca. Jangan ragu untuk meninggalkan kritik dan saran di kolom komentar agar saya dapat menulis dengan lebih baik lagi. [Mhg].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun