Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar: Menggugah Semangat dengan Kisah Inspiratif Para Pelopor Pendidikan

24 Mei 2023   14:16 Diperbarui: 24 Mei 2023   14:32 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toto Rahardjo menggunakan T-Shirt merah. Foto: Dok. INSIST Press
Toto Rahardjo menggunakan T-Shirt merah. Foto: Dok. INSIST Press

Kyai Tohar menjadi tokoh yang sangat berpengaruh dengan menghidupkan kembali SALAM dan telah berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat dan pendidikan alternatif selama tiga dasawarsa terakhir.

Tepat pada tanggal 20 Juni 2000, bersama dengan Sri Wahyaningsih, ia berhasil menghidupkan kembali SALAM di Kampung Nitiprayan, Kelurahan Ngestiharjo, Bantul, Yogyakarta, setelah sebelumnya telah ada  sejak tahun 1988 di Desa Lawen, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara.

“Ciri orang pintar tidak merumitkan hal yang sederhana, dan mampu menyederhanakan hal yang rumit.”

Kyai Tohar adalah seorang otodidak yang berfokus pada proses pertumbuhan daripada hasil akhir dari kerja-kerja kemasyarakatan yang dilakoninya. Rekam jejak inspiratif Toto Rahardjo terekam dalam buku Manusia Tanpa Sekolah yang ditulis oleh Rony K. Pratama.

Buku ini membahas berbagai isu penting, termasuk kritiknya terhadap program 'Merdeka Belajar' dan realitas siswa yang masih merasa terpenjara dalam lingkungan sekolah.

Saya setuju dengan Kyai Tohar, berdasarkan diskusi dengan teman-teman, program 'Merdeka Belajar' belum sepenuhnya diterapkan di institusi pendidikan kita. Hal ini dikonfirmasi oleh Suharti dalam webinar. Kemendikbudristek tidak memaksa sekolah untuk segera beralih dari K13 ke 'Kurikulum Merdeka' karena beberapa sekolah masih merasa belum siap.

Belajar Dari SALAM

SALAM memiliki jenjang pendidikan mulai dari Taman Bermain, Taman Anak, SD, SMP, hingga SMA. Sejak diaktifkan kembali pada tahun 2000, SALAM telah menciptakan konsep siswa merdeka jauh sebelum 'Merdeka Belajar' versi Kemendikbudristek menjadi populer.

Mural Karya ORTU SALAM  Foto: Dok. SALAM via www.salamyogyakarta.com
Mural Karya ORTU SALAM  Foto: Dok. SALAM via www.salamyogyakarta.com

Awalnya, SALAM didirikan untuk anak-anak yang putus sekolah. Namun, SALAM bukanlah sekolah formal, melainkan sebuah sanggar yang benar-benar unik. Terutama setelah Kemendikbudristek memperkenalkan konsep 'Merdeka Belajar,' SALAM menjadi fondasi penting dan telah lebih dulu berkontribusi dalam tema serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun