Mohon tunggu...
I PtGd
I PtGd Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 10 Denpasar

Kebahagian tentang hidup adalah bagaimana anda menjalani sebuah kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Momen Ikatan, Teori Ikatan Valensi dan Hibridisasi

18 Juni 2024   15:08 Diperbarui: 18 Juni 2024   15:16 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya tarik menarik antara ion Na+ dan Cl- ini menghasilkan ikatan ion yang menyatukan keduanya. Keberadaan pada ikatan ion ini dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisik dari senyawa yang dihasilkan. Adapun beberapa karakteristik dari ikatan ion adalah sebagai berikut: (1) Logam yang memiliki kecenderungan kehilangan electron dan non logam mendapatkan electron. Makai katan ion umumnya antara logam dan non logam; (2) Penamaan senyawa ion, logam selalu diutamakan dan non logam paling akhir. Misal NaCl (Natrium Klorida); (3) Senyawa memiliki ikatan ion mudah larut dalam air serta pelarut polar lainnya; (4) Senyawa ion dilarutkan dalam pelarut membentuk larutan homogen, larutan cenderung menghantarkan Listrik; (5) Ikatan ion memiliki efek pada titik leleh senyawa, akibat ion cenderung memiliki titik leleh yang lebih tinggi dan ikatan ion dinyatakan stabil pada rentang waktu lebih Panjang.

  • Ikatan logam

Ikatan logam terjadi antara atom-atom logam dan bukan merupakan ikatan ion atau kovalen. Teori lautan elektron, yang dikemukakan oleh Drude dan Lorentz, menjelaskan ikatan logam dengan menyatakan bahwa kristal logam terdiri dari kation-kation logam yang terpateri tetap, dikelilingi oleh lautan elektron valensi yang bergerak bebas di dalam kisi kristal. 

Gaya tarik-menarik antara muatan positif dari inti atom logam dan muatan negatif dari elektron valensi yang bebas bergerak menyebabkan terbentuknya ikatan logam. Ikatan logam terjadi karena elektron-elektron valensi logam bergerak bebas dan mengisi ruang di antara kisi-kisi kation logam yang bermuatan positif. 

Elektron-elektron valensi yang bergerak bebas dapat berpindah jika dipengaruhi oleh medan listrik atau panas. Kekuatan ikatan logam ditentukan oleh gaya tarik-menarik antara ion-ion positif dan elektron-elektron bebas. Semakin besar jumlah muatan positif ion logam, semakin besar kekuatan ikatan logam. 

Proses terjadinya ikatan logam melibatkan saling meminjamkan elektron, bukan hanya antara dua atom, tetapi melibatkan beberapa atom dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom menyerahkan elektron valensinya untuk digunakan bersama, menciptakan ikatan tarik-menarik antara atom-atom yang saling berdekatan.

  • Ikatan Aromatik

Aromatisitas merupakan sebuah sifat kimia dalam bentuk sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya terdiri dari ikatan tidak jenuh, pasangan tunggal atau orbit kosong menunjukan stabilitas lebih kuat dibandingkan sebuah system hanya adanya konjugasi. Aromatisitas dianggap sebagai menifestasu delokalisasi siklik dan resonansi. Hal ini terjadi akibat dari electron-elektron bisa berputar dalam bentuk lingkaran atom-atom yang bergantian antara ikatan kovalen tunggal dan ganda.

  • Ikatan Antar Molekul

Mekanisme ikatan antar molekul melibatkan arik-menarik antara muatan positif dan negatif di berbagai sisi molekul. Sifat ini menyebabkan molekul molekul dapat saling berikatan, membentuk benda-benda yang kita temui sehari hari. Adapun Jenis-jenis ikatan antar molekul ialah sebagai berikut:

Ikatan Hidrogen: Terjadi antara hidrogen yang terikat pada atom yang bersifat sangat elektronegatif seperti fluor (F), oksigen (O), dan nitrogen (N). Contohnya dapat ditemukan dalam molekul air (HO), di mana hidrogen (H) terikat pada oksigen (O). Ikatan ini muncul karena adanya tarikan elektrostatik antara muatan positif pada atom hidrogen dan muatan negatif pada atom yang bersifat elektronegatif

Ikatan Van der Waals (Gaya London): Terjadi pada molekul-molekul nonpolar atau molekul yang tidak memiliki kecenderungan pengutuban muatan. Gaya London didasarkan pada teori bahwa elektron pada suatu atom atau molekul tidak pernah berhenti bergerak. Maka, terjadi penumpukan muatan sementara pada satu sisi molekul. 

Adapun contohnya, pada molekul A dan B, mungkin ada pengkutuban negatif pada sebelah kiri. Ketika sisi negatif A bertemu dengan sisi positif B, terjadi tarikan intermolekular yang lemah, membentuk ikatan Van der Waals. Namun, perlu diingat bahwa ikatan ini sangat lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen atau ionik, sehingga senyawa-senyawa yang dihasilkan cenderung memiliki sifat nonpolar.

Ikatan Dipol-Dipol: Terjadi pada molekul yang memiliki momen dipol, yaitu adanya perbedaan muatan positif dan negatif dalam molekul tersebut. Meskipun tidak sekuat ikatan hidrogen, ikatan dipol-dipol terjadi pada molekul yang memiliki polaritas. Ini terjadi di antara atom-atom dengan perbedaan elektronegativitas, kecuali pada F, O, dan N yang sudah dijelaskan untuk ikatan hydrogen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun