Berbeda dengan berternak tikus putih untuk kebutuhan penangkaran reptil ular misalnya. Â Produksinya bisa cepat. Â Celepuk bisa saja diberi tikus putih. Namun tidak akan sesuai dengan misinya di masa depan, pembasmi tikus hitam di sawah. Dan tikus putih tidak ada di sawah.
Pak Made Enjoy memberi makan Celepuk di penangkarannya dengan tikus hasil berburu. Tikusnya sudah mati, biasanya dipotong menjadi 2 bagian. Celepuk tidak memakan semuanya, sebagian kecil saja. Di alam pun demikian. Celepuk tidak akan memakan utuh tikus. Biasanya dimakan kepala tikus, dan juga merobek perut tikus untuk dimakan isi perutnya.
Di penangkaran minimal 1 ekor Celepuk disediakan 1 ekor tikus setiap harinya. Pak Made Enjoy memelihara Celepuk-celepuk ini di penangkaran selama sekitar 8 bulan. Â Kemudian di lepas. Di Banjar Pagi, dia sudah melepas sekitar 8 ekor Celepuk. Untuk mendukung pelepasan, saat ini dia sudah memasang sekitar 14 Rubuha di Banjar Pagi.
Luas areal persawahan di sekitar Banjar Pagi sekiar 30 an Ha. Dengan jumlah 8 ekor celepuk yang pernah dilepas dan ditambah Celepuk alami yang ada di alam, Pak Made Enjoy anggap sudah memadai. Berhasil. Â Tidak pernah lagi terdengar adanya serangan hama tikus di daerahnya.
Sepasang Celepuk di alam, memiliki Territory sendiri. Artinya sepasang Celepuk ini menguasai daerah jelajahnya sendiri di luar dserah jelajah pasangan lain. Tujuannya memisahkan diri antar pasangan lain, menghindari kompetisi makanan, dan kemudian  berkembang biak dengan baik.  Anakan hasil sepasang Celepuk ini pun pada akhirnya akan keluar dari Territory induknya dan membuat Territory baru di tempat lain.Â
Kemampuan Celepuk sebagai pemangsa malam tidak terlepas dari karakeristiknya. Â Matanya sangat peka dalam kegelapan. Untuk mendeteksi lokasi mangsa, mata dan pendengaran bekerja bersama-sama dalam suatu harmoni yang serasi. Bola matanya tetap pada tempatnya, menghadap ke depan dan memberikan pengelihatan yang bersifat binokuler dan stereoskopik.
Celepuk memiliki leher yang sangat fleksibel.  Kepalanya dapat diputar 270 derajat dalam empat arah.  Kemampuan melihat dalam gelap ini dikatakan sekitar 3 – 4 kali kemampuan manusia.
Semenjak 5 tahun terakhir, Pak Made Enjoy pernah menghasilkan anakan Celepuk yang sudah terlatih total sekitar 50 ekor. Â Saat ini hanya tinggal 8 ekor saja di penangkarannya. Â Apabila ada permohonan dari luar kabupaten, dia siap saja melepasnya. Â Dia tidak menjual, tetapi dibahasakan uang pengganti pakan. Â Hitungan ekonomi dia sekitar 1,5 Juta per ekor dengan umur 8 bulan.Â
Di situs jual beli online, sebenarnya banyak yang menjual Celepuk atau Burung Hantu Serak Jawa ini. Harganya murah, sekitar 200 – 300 ribu.  Tetapi yang sudah dilatih khusus sebagai pemburu tikus sawah jarang seperti punya Pak Enjoy ini. Bahkan mungkin tidak ada.
Atas usahanya menyelamatkan areal persawahan dari hama tikus sekaligus menginspirasi daerah lain menerapkan hal serupa, Pak Made Enjoy mendapatkan bantuan. Pada Tahun 2019, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian memberinya bantuan. Bantuan tunai, 180 Juta. Dana ini dia gunakan untuk membangun kandang penangkaran Celepuk, kandang penangkaran tikus, dan keperluan pakan Celepuk.