Mohon tunggu...
Husnil Kirom
Husnil Kirom Mohon Tunggu... Guru - Pejuang Pendidikan

Asesor GTK Kemdikbudristek RI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hardiknas Istimewa Covid-19

4 Mei 2020   07:00 Diperbarui: 4 Mei 2020   07:22 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membangun peradaban harus mempertimbangkan idealisme yang tinggi dan tuntutan dari masyarakat. Begitupun untuk membangun peradaban dalam proses pendidikan yang bertujuan agar orang Indonesia tidak kerdil, namun menjadi pribadi yang tangguh dan besar dalam situasi apapun, termasuk dalam menghadapi wabah korona kali ini. Di dalam peradaban suatu bangsa, maka pembangunan pendidikan mendapatkan posisi utama dan peran yang terhormat (Salim, 2007). 

Pendidikan nasional di Indonesia tidak terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi dari kurun waktu yang berbeda yang dimulai dari prakemerdekaan, orde lama, orde baru, orde reformasi, sampai masa saat ini. 

Diantara tantangan pendidikan itu (sebut saja) masalah pendidikan dari masa ke masa, yakni pada masa prakemerdekaan masalah pendidikan adalah penanaman nasionalisme pelajar. Di masa orde lama masalahnya kekurangan masyarakat terdidik untuk mengisi jabatan di pemerintahan. 

Masalah pendidikan masa orde baru terletak pada pemerataan, kualitas-kuantitas, efisiensi-efektivitas, dan relevansi kurikulum pendidikan dengan pasar kerja. Pada masa reformasi masalah pendidikan berkaitan dengan dana penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan nasional.

Lalu apa tantangan dan solusi pendidikan nasional di tengah masa pandemi Covid-19? Hal ini menjadi refleksi dan prioritas bersama insan pendidikan tanah air dalam Peringatan Hardiknas Tahun 2020.

Peringatan Tanpa Seremonial 

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. 

Dalam pasal 3 UU Nomor 20 tahun 2003 disebutkan tujuan pendidikan nasional untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

Jelas tersurat dan tersirat dalam tujuan tersebut pendidikan kita ingin mencetak SDM Indonesia yang mantap keyakinan agamanya, memiliki attitude yang baik dan sopan, kuat atau gagah jiwa raga (sehat itu utama), memiliki kecerdasan serta keterampilan/kecakapan lainnya. 

Tujuan ini mengacu pada pemikiran tokoh sentral pendidikan di Indonesia, yakni Ki Hadjar Dewantara dengan slogan Tut Wuri Handayani. Demi menghargai jasa besar beliau sebagai peletak dasar pendidikan di Indonesia, pemerintah akhirnya menetapkan tanggal kelahiran (2 Mei) sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Tahun 2020 ini, meskipun Indonesia masih berada ditengah masa pandemi Covid-19, namun insan pendidikan tanah air tetap memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan cara yang berbeda. 

Walau tanpa seremonial rencana peringatan akan dilaksanakan pada Sabtu tanggal 2 Mei 2020 melalui siaran langsung di kanal Youtube Kemendikbud RI, TVRI, dan saluran televisi edukasi dari rumah atau tempat tinggal masing-masing. 

Pedoman peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020 tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42518/MPK.A/TU/2020 dengan berpedoman pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Coronavirus Disease 2019 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional.

Dalam pedoman peringatan Hardiknas tahun ini meniadakan seremonial upacara bendera termasuk sekolah. Namun, tetap dihimbau agar instansi pusat dan daerah, satuan pendidikan, serta kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk mengikuti jalannya upacara melalui siaran langsung Youtube Kemendikbud RI dan siaran tunda di TVRI pukul 19.00 s.d. 20.30 WIB. 

Selain itu, turut memeriahkan melalui berbagai media publikasi cetak, elektronik, serta media sosial menggunakan logo dan tema Hardiknas Tahun 2020. 

Rencananya Kemendikbud pukul 08.00 WIB tetap menyelenggarakan upacara bendera secara terpusat, terbatas, dan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 yang ditetapkan pemerintah tanpa mengurangi makna, semangat, dan kekhidmatan acara. 

Hardiknas kali ini mengambil tema Belajar dari Covid-19. Insan pendidikan tanah air, kita pun masih bisa melakukan aktivitas daring atau kegiatan alternatif memperingati dan memeriahkan Hardiknas dengan berbagai kreativitas, memotivasi atau membangkitkan semangat belajar siswa, mensosialisasikan acara, serta mendorong partisipasi publik di sosial media.

Berikut petikan isi pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam Peringatan Hardiknas Tahun 2020: “Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini harus kita lakukan di tengah pandemi COVID-19. 

Semoga kita semua diberikan kesehatan, kekuatan, dan semangat agar bisa melalui masa sulit ini. Saal ini kita sedang melalui krisis COVID-19. Krisis yang memakan begitu banyak nyawa. Krisis yang menjadi tantangan luar biasa bagi negara kita dan seluruh dunia. 

Tetapi, dari krisis ini kita mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita terapkan saat ini dan setelahnya. Untuk pertama kalinya, guru-guru melakukan pembelajaran secara daring atau online, menggunakan tools atau perangkat baru, dan menyadari bahwa sebenarnya pembelajaran bisa terjadi di manapun. 

Orang tua, untuk pertama kalinya menyadari betapa sulitnya tugas guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif. Kemudian menimbulkan empati kepada guru yang tadinya mungkin belum ada. 

Guru, siswa, dan orang tua sekarang menyadari bahwa pendidikan itu bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan di sekolah saja. Tetapi, pendidikan yang efektif itu membutuhkan kolaborasi yang efektif dari tiga hal ini, guru, siswa, dan orang tua. 

Tanpa kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi. Kita sebagai masyarakat juga belajar betapa pentingnya kesehatan. Betapa pentingnya kebersihan. 

Betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan di dalam masyarakat kita. Timbulnya empati, timbulnya solidaritas di tengah masyarakat kita pada saat pandemi COVID-19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan. 

Bukan hanya di masa krisis ini, tetapi juga di saat krisis ini telah berlalu. Belajar memang tidak selalu mudah, tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan berbagai eksperimen. lnilah saatnya kita mendengarkan hati nurani dan belajar dari COVID-19. 

Agar kita menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Terima kasih telah mengikuti anjuran Bapak Presiden untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta tetap belajar, bekerja, dan beribadah di rumah saja”. Demikian pidato Mendikbud pada Hardiknas tahun ini.

Proyeksi BDR Akhir Tahun

Mencerdaskan kehidupan bangsa yang termuat dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945 bukan sebatas retorika belaka tetapi tujuan nyata bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu, wajarlah jika pendidikan menjadi milik semua pihak, baik sekolah, orang tua, masyarakat, dan negara. 

Pendidikan pun dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal di sekolah, pendidikan nonformal di masyarakat, pendidikan informal dalam keluarga yang saling mengisi dan melengkapi satu sama lain. 

Konsep trilogi pendidikan ini sangat diperlukan di masa Covid-19 agar tujuan pendidikan nasional sebelumnya dapat tercapai dengan baik. Akan tetapi selama pembelajaran daring masih banyak mengalami kendala dan keluhan yang dialami guru, siswa, orang tua, dan sekolah. Keluhan itu hampir sama terjadi di berbagai daerah, seperti kurangnya daya dukung dan fasilitas yang tidak memadai. 

Apalagi sekolah atau rumah tersebut berada di daerah terpencil dan perbatasan Indonesia. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh daring, diantaranya siswa tidak memiliki Hp atau bergantian dengan orang tua, tidak ada/susah/lambat akses sinyal, tidak punya kuota internet, kehabisan kuota internet pada saat belajar, tidak memiliki aplikasi belajar di Hp, aplikasi belajar tidak support karena Hp tidak upgrade, kehabisan baterai Hp, mati listrik saat belajar, gagap internet dan teknologi, tidak punya uang untuk membeli kuota internet. 

Namun, pembelajaran daring akan tetap dilanjutkan dengan memanfaatkan portal pendidikan Rumah Belajar Kemendikbud, tayangan pembelajaran melalui TVRI dan televisi edukasi lainnya, melalui radio pembelajaran RRI atau HT untuk daerah tertentu, juga menggunakan aplikasi online sepanjang dapat diakses siswa. 

Para guru di seluruh Indonesia diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran daring atau mendatangi siswa melalui program home visit sesuai protokoler kesehatan Covid-19 yang berlaku.

Penekanannya proses pembelajaran dan penugasan daring tidak membebani secara berlebihan bagi siswa dan orang tuanya. Pengalaman dan praktik baik yang telah dilakukan di masa pandemi Covid-19 diantaranya guru membuat rancangan pembelajaran berorientasi praktik keimanan dan ketaqwaan, pendidikan karakter, kompetensi, kreativitas siswa sampai pada mempraktikkan produk yang dihasilkan siswa melalui daring. 

Jika tidak dapat diimplementasikan melalui daring, maka guru cukup menyiapkan catatan harian untuk dilaksanakan nanti ketika sudah mulai masuk sekolah. Begitupun dalam pelaksanaan penilaian dan PPDB tahun ini akan tetap dilaksanakan secara daring mengutamakan zonasi mengingat masa tanggap darurat bencana masih lama.

Pada sesi Webinar II Media Guru yang diikuti penulis, Kamis (30/4/2020) Hamid Muhammad selaku Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Kemendikbud menyampaikan bahwa Kemendikbud telah menyiapkan tiga proyeksi atau skenario pembelajaran daring siswa dalam menghadapi wabah korona yang masa berakhirnya belum pasti. 

Proyeksi pertama, apabila Covid-19 berakhir di bulan Juni 2020, maka siswa kembali masuk sekolah seperti biasa pada semester depan atau tahun ajaran baru pertengahan Juli. 

Proyeksi kedua, apabila Covid-19 selesai di akhir September, tentu siswa akan tetap belajar di rumah (BDR) sampai pertengahan atau setengah semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021. 

Proyeksi ketiga, apabila pandemi Covid-19 berakhir masih lama, maka siswa akan BDR pada semester ganjil tersebut sampai akhir tahun pelajaran 2020/2021. Akan tetapi harapannya adalah pandemi ini dapat segera berakhir. 

Oleh karenanya, jika masih berkepanjangan guru diminta untuk tetap mempersiapkan pembelajaran dari rumah sesuai kurikulum yang berlaku di sekolah. 

Guru boleh memilih materi dianggap penting diajarkan, melaksanakan pjj dan berinteraksi secara daring dengan siswa. Kebijakan sekolah harus mengacu pada edaran Mendikbud sebelumnya, karena masih ada sekolah yang gurunya diminta piket bergantian.

Hardiknas tahun ini harus menjawab tantangan belajar yang dihadapi siswa, seperti tidak nyaman belajar di rumah, terlalu banyak tugas yang dikerjakan, jenuh tanpa interaksi dan komunikasi dengan guru, serta orang tua tidak dapat membimbing belajar anaknya secara efektif. 

Dari sisi guru harus melek IT, dapat menyesuaikan kecanggihan teknologi, dan mencari solusi kesulitan belajar yang dialami siswa. Momentum bersejarah Hardiknas Tahun 2020 dengan tema Belajar dari Covid-19 ini menjadi refleksi, pelecut, dan prioritas utama bagi kita untuk mengembalikan pembelajaran daring yang tadinya menegangkan menjadi menyenangkan bagi siswa. 

Refleksi dan skenario perlu penyelarasan program BDR bagi pelaksana, pengguna, dan stakeholders terkait. Sehingga pelaksanaan sistem pendidikan nasional di masa mendatang dapat mewujudkan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan serta turut membangun peradaban modern Indonesia. 

Diperlukan kerja sama semua pihak, terutama siswa, orang tua, dan guru dalam menyelamatkan pendidikan Indonesia. Di masa pandemi Covid-19 ini nyatalah bahwa peran guru tak bisa digantikan teknologi secanggih apapun dan oleh siapapun, karena hanya guru yang dapat mencipta dan membangun insan cendekia Indonesia Raya. Terima kasih Covid-19 yang telah menyadarkan semua betapa besar dan istimewanya peran guru dan pentingnya pendidikan di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun