Mohon tunggu...
Husnil Kirom
Husnil Kirom Mohon Tunggu... Guru - Pejuang Pendidikan

Asesor GTK Kemdikbudristek RI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hardiknas Istimewa Covid-19

4 Mei 2020   07:00 Diperbarui: 4 Mei 2020   07:22 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi. Kita sebagai masyarakat juga belajar betapa pentingnya kesehatan. Betapa pentingnya kebersihan. 

Betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan di dalam masyarakat kita. Timbulnya empati, timbulnya solidaritas di tengah masyarakat kita pada saat pandemi COVID-19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan. 

Bukan hanya di masa krisis ini, tetapi juga di saat krisis ini telah berlalu. Belajar memang tidak selalu mudah, tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan berbagai eksperimen. lnilah saatnya kita mendengarkan hati nurani dan belajar dari COVID-19. 

Agar kita menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Terima kasih telah mengikuti anjuran Bapak Presiden untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta tetap belajar, bekerja, dan beribadah di rumah saja”. Demikian pidato Mendikbud pada Hardiknas tahun ini.

Proyeksi BDR Akhir Tahun

Mencerdaskan kehidupan bangsa yang termuat dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945 bukan sebatas retorika belaka tetapi tujuan nyata bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu, wajarlah jika pendidikan menjadi milik semua pihak, baik sekolah, orang tua, masyarakat, dan negara. 

Pendidikan pun dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal di sekolah, pendidikan nonformal di masyarakat, pendidikan informal dalam keluarga yang saling mengisi dan melengkapi satu sama lain. 

Konsep trilogi pendidikan ini sangat diperlukan di masa Covid-19 agar tujuan pendidikan nasional sebelumnya dapat tercapai dengan baik. Akan tetapi selama pembelajaran daring masih banyak mengalami kendala dan keluhan yang dialami guru, siswa, orang tua, dan sekolah. Keluhan itu hampir sama terjadi di berbagai daerah, seperti kurangnya daya dukung dan fasilitas yang tidak memadai. 

Apalagi sekolah atau rumah tersebut berada di daerah terpencil dan perbatasan Indonesia. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh daring, diantaranya siswa tidak memiliki Hp atau bergantian dengan orang tua, tidak ada/susah/lambat akses sinyal, tidak punya kuota internet, kehabisan kuota internet pada saat belajar, tidak memiliki aplikasi belajar di Hp, aplikasi belajar tidak support karena Hp tidak upgrade, kehabisan baterai Hp, mati listrik saat belajar, gagap internet dan teknologi, tidak punya uang untuk membeli kuota internet. 

Namun, pembelajaran daring akan tetap dilanjutkan dengan memanfaatkan portal pendidikan Rumah Belajar Kemendikbud, tayangan pembelajaran melalui TVRI dan televisi edukasi lainnya, melalui radio pembelajaran RRI atau HT untuk daerah tertentu, juga menggunakan aplikasi online sepanjang dapat diakses siswa. 

Para guru di seluruh Indonesia diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran daring atau mendatangi siswa melalui program home visit sesuai protokoler kesehatan Covid-19 yang berlaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun